8 Mei, 2023
Pekan lalu
Pasar saham Amerika Serikat melemah pekan lalu dibayangi oleh sentimen terkait kekhawatiran resesi ekonomi, tekanan di perbankan regional AS, dan menantikan rapat FOMC The Fed. Setelah First Republic Bank diakuisisi oleh JPMorgan, tekanan di perbankan regional masih terasa, terutama di PacWest Bancorp dan Western Alliance Bancorp yang terkoreksi pekan lalu. Namun memasuki akhir pekan, tekanan di saham perbankan regional mulai berkurang dan koreksi sahamnya dipandang sebagai aksi spekulatif. Sementara itu sesuai dengan harapan pasar The Fed menaikkan suku bunga sebesar 25bps menjadi 5.0-5.25% dan mengisyaratkan mungkin ini langkah terakhir dalam siklus pengetatan moneter. Namun The Fed juga belum mengindikasikan sinyal pemangkasan suku bunga tahun ini yang mengecewakan bagi pasar. Pasca rapat FOMC, pasar tetap memandang ada potensi pemangkasan suku bunga hingga 75bps di tahun ini. Data tenaga kerja AS tetap resilien, di mana nonfarm payroll mencatat 253 ribu pekerja baru di April, lebih tinggi dari ekspektasi 185 ribu yang mengurangi kekhawatiran resesi ekonomi dalam di AS. Indeks S&P 500 melemah 0.80% pekan lalu dan imbal hasil UST 10Y ditutup bertahan di kisaran 3.44%.
Pasar saham kawasan Asia menguat seiring dengan USD yang melemah di tengah spekulasi bahwa The Fed akan menghentikan kenaikan suku bunga. IMF menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Asia 2023 menjadi 4.6% dari sebelumnya 4.3%. Pemulihan ekonomi China yang lebih kuat dan ekonomi India yang resilien merupakan faktor yang mendukung revisi tersebut. Sementara itu data aktivitas manufaktur dan jasa China menunjukkan penurunan di April. Caixin PMI manufaktur turun ke 49.5 dari sebelumnya 50, dan PMI jasa turun ke 56.4 dari sebelumnya 57.8. Indeks MSCI Asia Pacific ditutup naik 0.96% pekan lalu.
Momentum pemulihan domestik tetap kuat, di mana PDB Q1-2023 tumbuh 5.03% YoY, melampaui ekspektasi pasar di kisaran 4.97% dan periode sebelumnya 5.01%. Berdasarkan sumbernya pertumbuhan ekonomi masih ditopang oleh konsumsi rumah tangga dengan kontribusi sebesar 53% terhadap pertumbuhan ekonomi. Tingkat inflasi kembali melandai April ke level 4.33% YoY di April dari sebelumnya 4.97% dipengaruhi turunnya harga energi dan musim panen raya. IHSG ditutup turun 1.85% pekan lalu dengan sektor energi mencatat pelemahan terdalam sementara sektor konsumer mencatat kinerja terbaik. Investor asing membukukan penjualan bersih IDR732 miliar di pasar saham. Pasar obligasi menguat 0.49% dengan imbal hasil obligasi pemerintah 10Y turun dari 6.53% ke 6.44%.
Pekan Ini
Pekan ini pasar akan memperhatikan data inflasi AS untuk menakar tekanan bagi kebijakan moneter AS. Konsensus memperkirakan inflasi di level 0.4% MoM/5.0% YoY, relatif stabil dari bulan sebelumnya. Di kawasan Asia, pasar akan memperhatikan perkembangan pemulihan ekonomi China. Data perdagangan China diperkirakan tetap kuat dipengaruhi oleh faktor perbandingan tahunan dari kondisi tahun lalu yang terpuruk. Ekspor diperkirakan tumbuh 8.0% YoY dan neraca dagang surplus USD71.25 miliar.
IDB: Inflasi AS lebih tinggi dari ekspektasi
Investment Daily Bread
IDB: Pasar menantikan data inflasi AS
Investment Daily Bread
IDB: Pasar kecewa tidak ada pengumuman stimulus China tambahan
Investment Daily Bread
Pekan ini
Pekan ini pasar akan memperhatikan data inflasi AS untuk menakar tekanan bagi kebijakan moneter AS. Konsensus memperkirakan inflasi di level 0.4% MoM/5.0% YoY, relatif stabil dari bulan sebelumnya. Di kawasan Asia, pasar akan memperhatikan perkembangan pemulihan ekonomi China. Data perdagangan China diperkirakan tetap kuat dipengaruhi oleh faktor perbandingan tahunan dari kondisi tahun lalu yang terpuruk. Ekspor diperkirakan tumbuh 8.0% YoY dan neraca dagang surplus USD71.25 miliar.