Skip to main content
Back

Perkembangan kondisi geopolitik dan negosiasi tarif

30 Juni 2025



Pasar saham Amerika Serikat menguat pekan lalu didukung oleh de-eskalasi konflik Iran, perkembangan negosiasi tarif, serta harapan pelonggaran kebijakan moneter The Fed. Sentimen pasar global beranjak positif di awal pekan merespons gencatan senjata antara Israel dan Iran. Harga minyak Brent turun 12% pekan lalu ke level USD67 per barel. Pasar juga merespons positif perkembangan negosiasi tarif AS - China, setelah Presiden Trump menyatakan mencapai kesepakatan baru dengan China. Indeks S&P 500 ditutup +3.44% pekan lalu mencetak rekor penutupan tertinggi. Imbal hasil UST 10Y turun dari 4.37% ke 4.27% merespons komentar dari pejabat The Fed Christopher Waller dan Michelle Bowman bahwa terdapat potensi suku bunga dapat turun di Juli karena inflasi yang terkendali. Di sisi lain, Ketua The Fed Jerome Powell mengindikasikan sikapnya yang tidak buru-buru memangkas suku bunga, menantikan dampak dari kebijakan tarif terhadap inflasi dan ekonomi. Namun Powell juga mengindikasikan potensi penurunan suku bunga tetap terbuka apabila inflasi terus turun atau data tenaga kerja melemah. Data ekonomi AS terkini menunjukkan inflasi core PCE AS naik ke 2.3% YoY lebih tinggi dari ekspektasi, sementara data pertumbuhan PDB AS 1Q-2025 direvisi turun dari -0.2% menjadi -0.5% karena konsumsi masyarakat yang direvisi turun dari +1.2% menjadi +0.5%.

Pasar kawasan Asia mencatat penguatan pekan lalu dengan indeks MSCI Asia Pacific +3.15%. Sektor IT mencatat penguatan tertinggi pekan lalu seiring dengan sentimen pasar yang berbalik positif. Selain itu optimisme pasar terhadap sektor teknologi AS juga berdampak positif bagi sektor teknologi Asia, terutama setelah Nvidia terus mencetak rekor harga saham, yang mengindikasikan minat terhadap tema investasi AI yang masih kuat. Bank sentral China menyatakan permintaan domestik dan deflasi masih menjadi faktor yang memberatkan ekonomi, dan mengindikasikan kebijakan moneter akan tetap longgar. Sementara itu bank sentral Jepang mengindikasikan normalisasi suku bunga akan dilakukan secara gradual di tengah ketidakpastian kebijakan tarif AS dan kondisi geopolitik Timur Tengah.

Pasar domestik mencatat kinerja positif pekan lalu, dengan indeks saham IDX80 +0.56% dan indeks obligasi BINDO +0.35%. Sektor kesehatan mencatat penguatan tertinggi di pasar saham, sementara investor asing mencatat penjualan bersih IDR94 miliar. Nilai tukar Rupiah menguat +1.1% pekan lalu terhadap USD ke level 16205, yang merupakan level terkuat sejak Januari 2025. Penguatan Rupiah mendorong turunnya imbal hasil SRBI, di mana dalam lelang SRBI pekan lalu, rata-rata imbal hasil untuk SRBI tenor 12-bulan turun ke 6.18% dari pekan lalu di 6.23%.

 

 

 

Unduh Dokumen

 

 

Lihat semua

 

 

Unduh Dokumen

 

 

Waspada modus penipuan mengatasnamakan MAMI. Selengkapnya

View more

Pastikan untuk membeli Reksa Dana Manulife melalui MAMI atau mitra distribusi kami. 

View more

Waspada modus penipuan mengatasnamakan MAMI. Selengkapnya

View more

Pastikan untuk membeli Reksa Dana Manulife melalui MAMI atau mitra distribusi kami. 

View more