15 Desember, 2023
Bulan ini kami mengetengahkan komentar pasar terkini dari Senior Portfolio Manager, Equity PT Manulife Aset Manajemen Indonesia, Caroline Rusli, CFA
Tahun 2023 yang penuh kejutan di pasar keuangan akan segera berakhir. Bisa dijelaskan bagaimana perjalanan pasar finansial sejauh ini?
Pasar keuangan tahun ini seperti roller coaster, perbedaan yang mencolok antara ekspektasi dan realitas terutama di negara maju menjadi penyebab utama volatilitas pasar keuangan global, yang juga berdampak pada pasar keuangan domestik. Beberapa ekspektasi awal tahun makro ekonomi di negara maju – seperti resesi ekonomi AS, puncak Fed Funds Rate di 5.0% dan moderasi penguatan nilai tukar USD – tidak terjadi di tahun 2023.
Masih kuatnya perekonomian AS membuat kebijakan The Fed dipertahankan lebih tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama. Kondisi ini menyebabkan imbal hasil UST 10 tahun bergerak liar, sempat naik di atas 5% yang merupakan level tertinggi sejak tahun 2007. Karena perannya yang penting dalam sistem keuangan global, lonjakan pada imbal hasil UST ini memiliki dampak besar terhadap likuiditas global, selera investasi, nilai tukar dan kebijakan moneter bank sentral negara lain. Namun perkembangan terkini menjelang akhir tahun menunjukkan kondisi yang lebih kondusif di mana angka inflasi mereda dan perekonomian AS yang mulai melambat mendukung pandangan bahwa The Fed dapat menjadi lebih akomodatif.
Melanjutkan pertanyaan sebelumnya, bagaimana prospek perekonomian negara maju pada tahun 2024, apakah kesenjangan antara ekspektasi dan realitas ini bisa terjadi lagi?
Pertanyaan bagus, kami menilai bahwa risiko terkait kesenjangan antara ekspektasi dan realitas pada tahun 2024 akan lebih besar datang dari besarnya potensi penurunan Fed Funds Rate. Dot plot atau proyeksi suku bunga tahun 2024 yang dikeluarkan The Fed pada rapat FOMC bulan ini meski menunjukkan penurunan lebih dalam sebesar 75 basis poin dibandingkan proyeksi sebelumnya 50 basis poin, namun potensi pemangkasan suku bunga tersebut tidak seagresif perkiraan pasar yang memperkirakan pemangkasan hingga 125bps mulai bulan Maret.
Namun, narasi terkait prospek makro ekonomi negara maju di tahun 2024 yang berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi AS yang melambat dan inflasi yang lebih jinak mempunyai potensi besar untuk terjadi, karena dipengaruhi oleh tingkat suku bunga yang sudah restriktif, tabungan era pandemi yang sudah tergerus dan normalisasi belanja di sektor jasa.
Bagaimana dengan prospek perekonomian domestik di tahun depan?
Prospek perekonomian domestik masih baik, di tengah potensi perlambatan ekonomi global, pertumbuhan PDB Indonesia pada tahun 2024 diperkirakan tetap stabil didukung oleh potensi meningkatnya belanja kampanye menjelang pilpres di bulan Februari dan Pilkada serentak di bulan November.Pesta demokrasi diharapkan dapat membantu memulihkan daya beli masyarakat, khususnya masyarakat bawah, melalui pencairan subsidi sosial yang lebih masif. Dari sisi inflasi, berlalunya dampak kenaikan harga BBM bersubsidi dan sinergi pengendalian inflasi yang baik antara Bank Indonesia dan Pemerintah baik pusat maupun daerah akan membuat inflasi tetap terkendali dan rendah. Potensi peralihan kebijakan moneter global yang lebih akomodatif di tahun depan membuka peluang bagi Bank Indonesia untuk menjadi lebih akomodatif.
Bagaimana daya tarik saham menjelang peralihan kebijakan moneter ke arah yang lebih akomodatif di tahun 2024?
Latar belakang makro yang lebih positif bagi dunia investasi menjelang peralihan kebijakan moneter global ke arah yang lebih akomodatif pada tahun 2024 memberikan katalis positif yang dapat membuka peluang valuasi saham dihargai lebih tinggi. Potensi pemangkasan suku bunga, stabilitas Rupiah dan meningkatnya aktivitas perekonomian ditopang oleh distribusi belanja kampanye diharapkan menjadi katalis yang dapat mendorong pasar saham Indonesia menguat lebih lanjut.
Optimisme terhadap peningkatan aktivitas perekonomian pada tahun pemilu dan kondisi moneter yang lebih akomodatif diharapkan dapat memperbaiki konektivitas antara makro domestik yang baik dan aliran likuiditas ke pasar saham Indonesia. Pertumbuhan pendapatan perusahaan diperkirakan masih tumbuh dengan kecepatan yang relatif sehat pada tahun 2024.
Apa faktor risiko yang perlu dicermati?
Beberapa faktor risiko yang kami cermati adalah:
Sektor apa saja yang diunggulkan untuk memberikan alpha terhadap kinerja portofolio di masa depan?
Secara sektoral kami memiliki pandangan yang positif terhadap beberapa tema seperti:
Sektor defensif diuntungkan dengan situasi persaingan yang kondusif, karena operator dapat menaikkan harga dan mendapatkan keuntungan dari dana kampanye pemilu serta potensi konsolidasi antar pemain, sehingga diperkirakan persaingan perang tarif akan terus mereda.
Pandangan yang lebih positif terutama pada perbankan besar yang tetap bisa mendapatkan funding dengan biaya bunga yang rendah di tengah mengetatnya likuiditas.
Menangkap pertumbuhan struktural di bidang energi terbarukan. Transisi menuju era dekarbonisasi menguntungkan bagi Indonesia yang kaya akan komoditas yang digunakan dalam teknologi energi baru terbarukan.
IDB: Inflasi AS lebih tinggi dari ekspektasi
Investment Daily Bread
IDB: Pasar menantikan data inflasi AS
Investment Daily Bread
IDB: Pasar kecewa tidak ada pengumuman stimulus China tambahan
Investment Daily Bread