22 September, 2021
Alex Grassino, Head of Global Emerging Markets Fixed Income Research
Keputusan US Federal Reserve (The Fed) pada 21 September untuk menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin (bps) menjadi 3 - 3.25% telah diperkirakan oleh pasar dan karenanya tidak terlalu mengejutkan bagi para investor. Pernyataan yang menyertainya pun hanya memberikan sedikit sekali informasi baru. Mengapa pasar bereaksi begitu kuat?
Seperti kata pepatah “the devil is in the details”, untuk menjawab pertanyaan di atas kami mengacu pada sebuah pesan yang penting namun tidak kentara yang ingin disampaikan oleh The Fed. Di dalam pengumuman tersebut; FOMC menyertakan prediksi ekonomi terbaru mereka, yang mencakup proyeksi Federal funds rate (dot plot) mereka. Dapat dikatakan bahwa proyeksi terbaru tersebut serta konferensi pers dari Ketua The Fed Jerome Powell yang diadakan setelah rapat FOMC telah menimbulkan outlook negatif.
Kami melihat dua faktor yang berkontribusi terhadap sikap The Fed yang semakin hawkish: pertama, meskipun sektor tenaga kerja menunjukkan tanda-tanda pelemahan di musim panas tahun ini, namun data terbaru memperlihatkan penguatan di sektor ini sejak saat itu. Yang kedua – dan menurut kami adalah yang lebih penting – adalah peningkatan CPI (Consumer Price Index) inti sebesar 0,6% (dalam basis month-over-month) di bulan Agustus.
Sebelum perilisan data CPI di bulan Agustus, kami memperkirakan The Fed akan memilih sikap yang lebih sederhana di mana kenaikan suku bunganya akan mencapai puncaknya di 3,5%, di mana kenaikan terakhirnya akan dilakukan sebelum akhir tahun ini. Sekarang, kami memperkirakan Federal funds rate akan mencapai 4,25% di awal 2023; dengan kemungkinan adanya tambahan 25bps pada suku bunga puncak bila data inflasi yang akan datang belum juga menunjukkan perbaikan. Bila itu terjadi, prakiraan kami akan sama dengan proyeksi The Fed sendiri. Dengan kata lain, kami saat ini sangat bergantung kepada data.
Menurut perkiraan kami, tekanan inflasi harus turun dulu ke level yang lebih dapat dikendalikan (misalnya bertahan di kisaran 0,2% hingga 0,3% selama beberapa bulan) sebelum The Fed mempertimbangkan untuk berhenti menaikkan suku bunga. Dengan kata lain, kemungkinan tidak akan ada cukup waktu antara saat ini sampai rapat The Fed berikutnya bagi data inflasi untuk melemah secara signifikan supaya The Fed hanya menaikkan suku bunga sebesar 25bps di bulan November – yang berarti kenaikan suku bunga berikutnya kemungkinan akan tetap material. Meski begitu, The Fed mungkin saja memberikan kejutan di bulan Desember dengan menunjukkan kesediaan untuk memperlambat laju kenaikan suku bunga bila data ekonomi yang akan datang menunjukkan perbaikan (misalnya inflasi melemah secara signifikan). Kita hanya bisa berharap.
Kami memiliki dua alasan yang membuat kami yakin bahwa The Fed akan mulai melakukan pelonggaran sebelum tahun 2023 berakhir:
IWH: Kekhawatiran resesi AS menekan sentimen global
Investment Weekly Highlights
IDB: Data tenaga kerja AS lebih lemah dari ekspektasi
Investment Daily Bread
Monthly market review Agustus 2024
Baca selengkapnya