19 Mei 2025
Pasar saham Amerika Serikat menguat pekan lalu setelah AS - China sepakat untuk menurunkan tarif sementara selama 90-hari. AS menurunkan tarif dari 145% menjadi 30% dan China menurunkan tarif dari 125% menjadi 10%. Indeks S&P 500 ditutup +5.2% pekan lalu. Sementara itu meredanya kekhawatiran tarif menyebabkan ekspektasi The Fed tidak akan buru-buru memangkas suku bunga karena kondisi ekonomi yang diharapkan lebih kondusif. Ekspektasi pasar terhadap penurunan Fed rate 2025 turun dari 3-4 kali menjadi 2 kali. Kondisi ini berimbas pada imbal hasil UST 10Y yang naik dari 4.38% ke 4.48%. Data ekonomi AS terkini menunjukkan inflasi dan penjualan ritel yang melandai. Inflasi AS bulan April turun ke 2.3% YoY dari sebelumnya 2.4%, dan penjualan ritel AS tumbuh melambat 0.1% MoM dari bulan sebelumnya 1.7%. Di akhir pekan, Moody's Ratings menurunkan sovereign rating AS satu tingkat, dari level tertinggi 'Aaa' menjadi 'Aa1' karena meningkatnya tingkat utang dan rasio pembayaran bunga. Perubahan ini mengikuti lembaga pemeringkat Fitch yang sebelumnya telah menurunkan rating AS di 2023.
Pasar saham kawasan Asia juga bergerak positif merespons perkembangan negosiasi AS - China. Penurunan tarif sementara yang lebih besar dari ekspektasi menjadi kejutan positif bagi pasar. Sebelumnya Presiden Trump mengindikasikan tarif AS hanya akan diturunkan ke 80%. Indeks MSCI Asia Pacific ditutup +1.96% pekan lalu. Sementara itu rilis data ekonomi Asia pekan lalu variatif. Pertumbuhan penjualan ritel China melandai ke 5.1% YoY di April, dari sebelumnya 5.9%, sementara industrial production tumbuh lebih baik dari ekspektasi di 6.1% YoY. Pertumbuhan ekonomi Jepang 1Q-2025 mengecewakan, mengalami kontraksi -0.7% QoQ annualized dibanding ekspektasi -0.3%, dipengaruhi oleh ekspor dan konsumsi yang lemah.
Pasar domestik menguat pekan lalu, dengan indeks saham IDX80 +4.42%. Hampir seluruh sektor menguat, di mana hanya sektor teknologi yang mencatat pelemahan. Investor asing mencatat pembelian bersih IDR5 triliun di pasar saham pekan lalu. Indeks obligasi BINDO juga ditutup +0.16% dengan imbal hasil SBN 10Y naik dari 6.86% ke 6.88%. Pekan ini pasar menantikan rapat Bank Indonesia, dengan konsensus Bloomberg memperkirakan BI Rate turun 25bps ke 5.50%.
IDB: Inflasi produsen AS melonjak
Investment Daily Bread
IDB: Arus dana asing mengangkat pasar domestik dan Rupiah
Investment Daily Bread
IDB: Inflasi AS sesuai ekspektasi memperkuat harapan penurunan suku bunga
Investment Daily Bread