22 Juli 2024
Pasar saham Amerika Serikat bergerak variatif pekan lalu, di mana indeks saham big-cap S&P 500 melemah -1.97% sementara indeks saham small-cap menguat 1.68% yang mengindikasikan rotasi preferensi pasar terhadap small-cap yang underperform sepanjang tahun. Selain itu pelemahan saham big-cap juga dibayangi oleh turunnya saham sektor IT merespon kabar Presiden Biden akan memperketat ekspor teknologi advanced semiconductor ke China. Data ekonomi AS yang dirilis suportif bagi pasar, di mana data penjualan ritel AS yang tumbuh lebih baik dari ekspektasi sehingga mendukung harapan ekonomi tetap kuat di tengah inflasi yang melandai. Ketua The Fed Powell berkomentar bahwa kondisi ekonomi dalam keseimbangan yang lebih baik dengan inflasi dan sektor tenaga kerja mengalami moderasi. Imbal hasil UST 10T naik dari 4.18% ke 4.24% pekan lalu. Di akhir pekan, Presiden Biden memutuskan untuk tidak mencalonkan kembali menjadi Presiden dan mendukung Wapres Kamala Harris untuk menjadi calon presiden dari partai Demokrat.
Pasar saham kawasan Asia melemah pekan lalu, dengan indeks acuan MSCI Asia Pacific melemah 2.47%. Sektor teknologi menjadi pemberat kinerja indeks dibayangi kekhawatiran restriksi ekspor teknologi AS. Sentimen tersebut menjadi perhatian utama pasar, walau data menunjukkan kondisi sektor teknologi yang kondusif. TSMC melaporkan penjualan yang lebih baik dari ekspektasi karena permintaan untuk AI chips masih tinggi sementara suplai terbatas. Sementara itu pertumbuhan ekonomi China mengecewakan di mana pertumbuhan PDB 2Q-24 China turun dari 5.3% ke 4.7% YoY karena konsumsi domestik yang lemah. Di awal pekan ini bank sentral China memangkas suku bunga acuan 7 day reverse repo, 5Y prime rate, dan 1Y prime rate masing-masing 10bps untuk mendukung ekonomi.
Pasar saham domestik melemah pekan lalu dengan indeks IDX80 turun 0.25%. Sektor material melemah terdalam, sementara sektor energi mencatat kinerja terbaik didukung menguatnya harga batubara. Investor asing mencatat pembelian bersih IDR756 miliar di pasar saham. Sementara itu pasar obligasi menguat 0.23% pekan lalu dengan yield SBN 10Y menurun sepanjang pekan, namun ditutup naik di 6.95% di akhir pekan. Bank Indonesia mempertahankan tingkat suku bunga di 6.25%, dan tetap terbuka terhadap potensi penurunan suku bunga tahun ini.
IDB: Inflasi produsen AS melonjak
Investment Daily Bread
IDB: Arus dana asing mengangkat pasar domestik dan Rupiah
Investment Daily Bread
IDB: Inflasi AS sesuai ekspektasi memperkuat harapan penurunan suku bunga
Investment Daily Bread