19 November 2025
Global
Pasar saham AS melanjutkan pelemahan, masih terkait kekhawatiran valuasi perusahaan-perusahaan AI yang dianggap sudah terlalu tinggi, setelah tren penguatan 6 bulan berturut-turut. S&P -0.83%, DJIA -1.07%, dan Nasdaq - 1.21%. Secara rata-rata, saham teknologi magnificent seven kemarin melemah -1.8%. CBOE volatilty index sempat melonjak ke level 24, walaupun masih jauh dari level tertinggi yang pernah terjadi tahun ini di 52 saat puncak perang tarif terjadi di kuartal kedua kemarin. Di lain pihak dari arah kebijakan ekonomi, Gubernur Fed Christopher Waller berbalik arah mendukung kebijakan penurunan Fed Funds Rate di bulan Desember mendatang, setelah mempertimbangkan data-data tenaga kerja yang semakin melemah. Di dua terakhir pekan ini, pasar akan mencerna rilis-rilis data ekonomi yang tertunda akibat government shutdown, dan diperkirakan akan menentukan sentimen pasar pada pekan depan.
Asia
Sentimen pelemahan juga berlanjut di kawasan Asia, MSCI Asia Pacific anjlok 2.36%, dipicu indeks sektoral teknologi yang melemah merata, terutama emiten-emiten semikonduktor dan terkait AI. Indeks Korea KOSPI -3.32%, Taiwan TWSE -2.52%, Jepang Nikkei -3.22%. Pasar menantikan rilis kinerja Nvidia Kamis pagi besok.
Indonesia
Sejalan dengan Asia, pasar saham domestik melemah, IHSG -0.65% & LQ45 -0.76% dikontribusi oleh melemahnya hampir seluruh sektor. Investor asing mencatatkan penjualan bersih IDR428 miliar. Hari ini pasar akan menantikan hasil rapat dewan gubernur BI, dengan konsensus memperkirakan BI Rate akan dipertahankan di level 4.75%. Rupiah ditutup melemah ke level 16745, sementara imbal hasil SBN10Y stabil di level 6.14% dan BINDO stabil +0.02%.

19 November 2025
Global
Pasar saham AS melanjutkan pelemahan, masih terkait kekhawatiran valuasi perusahaan-perusahaan AI yang dianggap sudah terlalu tinggi, setelah tren penguatan 6 bulan berturut-turut. S&P -0.83%, DJIA -1.07%, dan Nasdaq - 1.21%. Secara rata-rata, saham teknologi magnificent seven kemarin melemah -1.8%. CBOE volatilty index sempat melonjak ke level 24, walaupun masih jauh dari level tertinggi yang pernah terjadi tahun ini di 52 saat puncak perang tarif terjadi di kuartal kedua kemarin. Di lain pihak dari arah kebijakan ekonomi, Gubernur Fed Christopher Waller berbalik arah mendukung kebijakan penurunan Fed Funds Rate di bulan Desember mendatang, setelah mempertimbangkan data-data tenaga kerja yang semakin melemah. Di dua terakhir pekan ini, pasar akan mencerna rilis-rilis data ekonomi yang tertunda akibat government shutdown, dan diperkirakan akan menentukan sentimen pasar pada pekan depan.
Asia
Sentimen pelemahan juga berlanjut di kawasan Asia, MSCI Asia Pacific anjlok 2.36%, dipicu indeks sektoral teknologi yang melemah merata, terutama emiten-emiten semikonduktor dan terkait AI. Indeks Korea KOSPI -3.32%, Taiwan TWSE -2.52%, Jepang Nikkei -3.22%. Pasar menantikan rilis kinerja Nvidia Kamis pagi besok.
Indonesia
Sejalan dengan Asia, pasar saham domestik melemah, IHSG -0.65% & LQ45 -0.76% dikontribusi oleh melemahnya hampir seluruh sektor. Investor asing mencatatkan penjualan bersih IDR428 miliar. Hari ini pasar akan menantikan hasil rapat dewan gubernur BI, dengan konsensus memperkirakan BI Rate akan dipertahankan di level 4.75%. Rupiah ditutup melemah ke level 16745, sementara imbal hasil SBN10Y stabil di level 6.14% dan BINDO stabil +0.02%.

IDB: Pemerintah tingkatkan alokasi dana di Himbara
Investment Daily Bread
IWH: Ketidakpastian penurunan suku bunga The Fed lanjutan
Investment Weekly Highlights
IDB: Menantikan rilis data ekonomi AS pasca government shutdown
Investment Daily Bread