3 Juni 2024
Kenaikan imbal hasil UST dan kekhawatiran terhadap perlambatan ekonomi di tengah masih tingginya suku bunga bank sentral membebani pasar saham Amerika Serikat. Selama sepekan S&P 500 turun 0.51% dan Nasdaq turun 1.10%. Pertumbuhan ekonomi AS 1Q24 direvisi turun menjadi 1.3% QoQ Annualized, lebih rendah dari perhitungan sebelumnya di 1.6%. Revisi terutama terjadi dari komponen personal spending yang tumbuh 2.0%, lebih rendah dari sebelumnya 2.5%. Sementara data inflasi PCE yang dinantikan pasar tumbuh sesuai perkiraan dan mencatatkan pertumbuhan terkecil di tahun ini. PCE dan PCE Core (Apr) tumbuh sesuai perkiraan masing-masing sebesar 2.7% YoY dan 2.8% YoY. Hal ini menghidupkan kembali harapan pasar terhadap potensi penurunan suku bunga di tahun ini. Pekan ini pelaku pasar menantikan beberapa data ekonomi penting seperti durable goods orders, PMI, klaim pengangguran dan tingkat pengangguran. Imbal hasil UST 10 tahun naik 33.60bps menjadi 4.49%.
Pasar saham Asia melemah di tengah imbal hasil UST yang melonjak pasca lelang UST yang mengecewakan. Ketidakpastian mengenai prospek suku bunga The Fed turut membebani sentimen. MSCI Asia Pacific turun 1.43% pekan lalu. Indeks PMI manufaktur China turun ke zona kontraksi 49.5 pada bulan Mei setelah dua bulan sebelumnya mengalami ekspansi. Sementara indeks PMI jasa China masih berada di zona ekspansi sebesar 51.1 pada bulan Mei.
Aksi jual asing yang cukup besar senilai IDR4.84 triliun memberikan tekanan pada pasar saham Indonesia, IDX80 membukukan pelemahan sebesar 3.48% pada pekan lalu. Sepuluh sektor ditutup di zona merah, hanya sektor energi yang ditutup di zona hijau. Sektor infrastruktur dan industrials mencatat pelemahan terdalam. Indeks obligasi BINDO relatif tidak berubah, naik tipis 0.01%. Imbal hasil SBN 10 tahun turun 1.10bps menjadi 6.92%.
IDB: Trump menarik komitmen investasi USD600 miliar
Investment Daily Bread
Monthly Market Review April 2025
Monthly Market Review
IDB: AS - China sepakati penurunan tarif sementara
Investment Daily Bread