4 Agustus 2025
Global
Pasar saham Amerika Serikat melemah dibayangi oleh rilis data ekonomi AS yang mengecewakan, di mana data nonfarm payroll melaporkan hanya 73 ribu pekerja baru Juli, dan data dua bulan sebelumnya direvisi turun hampir 260 ribu. Periode 3 bulan, nonfarm payroll hanya naik rata-rata 35 ribu, level terburuk sejak pandemi. Tingkat pengangguran naik dari 4.1% menjadi 4.2%. Data ini mengindikasikan sektor tenaga kerja AS yang melemah. Presiden Trump mengumumkan daftar tarif baru di 1 Agustus, dengan tarif berkisar 10% - 50% yang akan efektif berlaku di 7 Agustus. Selain itu sentimen pasar juga tertekan oleh proyeksi earnings yang mengecewakan dari Amazon dibandingkan proyeksi Microsoft dan Alphabet. Indeks S&P 500 melemah -1.60% dan imbal hasil UST 10Y turun signifikan dari 4.37% ke 4.21%.
Asia
Pasar saham kawasan Asia melemah merespons pengumuman tarif AS. Indeks MSCI Asia Pacific ditutup turun -0.53%. Beberapa negara dikenakan tarif yang lebih tinggi dari ekspektasi, seperti India (tarif 25%) dan Taiwan (tarif 20%). Sementara itu pemerintah Korea Selatan berencana menaikkan pajak untuk korporasi dan investor saham untuk menopang fiskal negara. Pajak korporasi naik 1ppt dan untuk investor saham naik dari 0.15% menjadi 0.20%.
Indonesia
Di domestik, inflasi bulanan di level 0.30% MoM di Juli, naik dari 0.19% di bulan sebelumnya dipengaruhi kenaikan harga pangan. Secara tahunan inflasi naik ke 2.37% dari sebelumnya 1.87%. Inflasi inti turun dari 2.37% YoY ke 2.32%. Neraca perdagangan kembali mencatat surplus USD4.1 miliar di Juni, didukung ekspor yang tumbuh +11.29% YoY sementara impor +4.28% YoY. Pasar saham domestik menguat, dengan indeks IDX80 +0.88%. Sektor material menguat tertinggi sementara sektor kesehatan melemah terdalam. Investor asing mencatat penjualan bersih IDR73 miliar di pasar saham. Indeks obligasi BINDO ditutup -0.04% dengan imbal hasil SBN 10Y naik 1bps ke 6.57%.
4 Agustus 2025
Global
Pasar saham Amerika Serikat melemah dibayangi oleh rilis data ekonomi AS yang mengecewakan, di mana data nonfarm payroll melaporkan hanya 73 ribu pekerja baru Juli, dan data dua bulan sebelumnya direvisi turun hampir 260 ribu. Periode 3 bulan, nonfarm payroll hanya naik rata-rata 35 ribu, level terburuk sejak pandemi. Tingkat pengangguran naik dari 4.1% menjadi 4.2%. Data ini mengindikasikan sektor tenaga kerja AS yang melemah. Presiden Trump mengumumkan daftar tarif baru di 1 Agustus, dengan tarif berkisar 10% - 50% yang akan efektif berlaku di 7 Agustus. Selain itu sentimen pasar juga tertekan oleh proyeksi earnings yang mengecewakan dari Amazon dibandingkan proyeksi Microsoft dan Alphabet. Indeks S&P 500 melemah -1.60% dan imbal hasil UST 10Y turun signifikan dari 4.37% ke 4.21%.
Asia
Pasar saham kawasan Asia melemah merespons pengumuman tarif AS. Indeks MSCI Asia Pacific ditutup turun -0.53%. Beberapa negara dikenakan tarif yang lebih tinggi dari ekspektasi, seperti India (tarif 25%) dan Taiwan (tarif 20%). Sementara itu pemerintah Korea Selatan berencana menaikkan pajak untuk korporasi dan investor saham untuk menopang fiskal negara. Pajak korporasi naik 1ppt dan untuk investor saham naik dari 0.15% menjadi 0.20%.
Indonesia
Di domestik, inflasi bulanan di level 0.30% MoM di Juli, naik dari 0.19% di bulan sebelumnya dipengaruhi kenaikan harga pangan. Secara tahunan inflasi naik ke 2.37% dari sebelumnya 1.87%. Inflasi inti turun dari 2.37% YoY ke 2.32%. Neraca perdagangan kembali mencatat surplus USD4.1 miliar di Juni, didukung ekspor yang tumbuh +11.29% YoY sementara impor +4.28% YoY. Pasar saham domestik menguat, dengan indeks IDX80 +0.88%. Sektor material menguat tertinggi sementara sektor kesehatan melemah terdalam. Investor asing mencatat penjualan bersih IDR73 miliar di pasar saham. Indeks obligasi BINDO ditutup -0.04% dengan imbal hasil SBN 10Y naik 1bps ke 6.57%.
IWH: Data ekonomi AS menunjukkan sinyal pelemahan
Investment Weekly Highlights
IDB: Menantikan pengumuman tarif AS
Investment Daily Bread
IDB: The Fed pertahankan suku bunga
Investment Daily Bread