23 September 2025
Global
Pasar saham Amerika Serikat bergerak variatif dengan sektor konsumer, komunikasi, dan finansial melemah. Namun indeks S&P 500 berhasil ditutup positif +0.44% ditopang oleh penguatan sektor IT, seiring dengan penguatan saham 'Magnificent Seven' yang merupakan saham tujuh emiten teknologi terbesar di pasar. Sementara itu imbal hasil UST 10Y naik dari 4.12% ke 4.14%. Beberapa pejabat The Fed berkomentar tentang outlook suku bunga, di mana Presiden St. Louis Fed dan Atlanta Fed memandang ruang pemangkasan suku bunga lanjutan terbatas karena mewaspadai risiko inflasi. Di sisi lain, Gubernur Fed Stephen Miran yang ditunjuk oleh Trump, memandang suku bunga terlalu tinggi dan perlu turun agresif untuk mendukung sektor tenaga kerja.
Asia
Di Asia, indeks MSCI Asia Pacific menguat +0.25% didukung oleh penguatan sektor teknologi dan rebound di pasar Jepang. Sentimen di sektor teknologi Asia menguat merespons permintaan yang kuat untuk produk Apple iPhone 17 terbaru. Selain itu saham Samsung Electronics juga menguat menjadi penopang kinerja indeks merespons kabar memory chip HBM3E produksi Samsung lulus uji kualitas Nvidia. Pasar Jepang rebound merespons klarifikasi bank sentral Jepang (BOJ) terkait rencana pengurangan kepemilikan ETF yang mencapai JPY75 triliun. BOJ menyatakan pengurangan akan dilakukan sangat gradual dengan besaran JPY620 miliar per tahun, atau 0.8% dari total kepemilikan BOJ per tahun.
Indonesia
Pasar domestik melemah di perdagangan kemarin di tengah pelemahan nilai tukar Rupiah. Indeks IDX80 turun -0.61%, sementara investor asing mencatat pembelian bersih IDR491 miliar. Indeks obligasi BINDO juga ditutup turun -0.03% dengan imbal hasil SBN 10Y naik dari 6.30% ke 6.33%. Rupiah melemah -0.10% terhadap USD ke level 16605, level terlemah sejak April 2025. Sementara itu pemerintah melaporkan defisit APBN mencapai IDR321.6 triliun (1.35% dari PDB) per akhir Agustus. Penerimaan negara -7.8% YoY dan belanja negara tumbuh +1.5% YoY.
23 September 2025
Global
Pasar saham Amerika Serikat bergerak variatif dengan sektor konsumer, komunikasi, dan finansial melemah. Namun indeks S&P 500 berhasil ditutup positif +0.44% ditopang oleh penguatan sektor IT, seiring dengan penguatan saham 'Magnificent Seven' yang merupakan saham tujuh emiten teknologi terbesar di pasar. Sementara itu imbal hasil UST 10Y naik dari 4.12% ke 4.14%. Beberapa pejabat The Fed berkomentar tentang outlook suku bunga, di mana Presiden St. Louis Fed dan Atlanta Fed memandang ruang pemangkasan suku bunga lanjutan terbatas karena mewaspadai risiko inflasi. Di sisi lain, Gubernur Fed Stephen Miran yang ditunjuk oleh Trump, memandang suku bunga terlalu tinggi dan perlu turun agresif untuk mendukung sektor tenaga kerja.
Asia
Di Asia, indeks MSCI Asia Pacific menguat +0.25% didukung oleh penguatan sektor teknologi dan rebound di pasar Jepang. Sentimen di sektor teknologi Asia menguat merespons permintaan yang kuat untuk produk Apple iPhone 17 terbaru. Selain itu saham Samsung Electronics juga menguat menjadi penopang kinerja indeks merespons kabar memory chip HBM3E produksi Samsung lulus uji kualitas Nvidia. Pasar Jepang rebound merespons klarifikasi bank sentral Jepang (BOJ) terkait rencana pengurangan kepemilikan ETF yang mencapai JPY75 triliun. BOJ menyatakan pengurangan akan dilakukan sangat gradual dengan besaran JPY620 miliar per tahun, atau 0.8% dari total kepemilikan BOJ per tahun.
Indonesia
Pasar domestik melemah di perdagangan kemarin di tengah pelemahan nilai tukar Rupiah. Indeks IDX80 turun -0.61%, sementara investor asing mencatat pembelian bersih IDR491 miliar. Indeks obligasi BINDO juga ditutup turun -0.03% dengan imbal hasil SBN 10Y naik dari 6.30% ke 6.33%. Rupiah melemah -0.10% terhadap USD ke level 16605, level terlemah sejak April 2025. Sementara itu pemerintah melaporkan defisit APBN mencapai IDR321.6 triliun (1.35% dari PDB) per akhir Agustus. Penerimaan negara -7.8% YoY dan belanja negara tumbuh +1.5% YoY.
IWH: The Fed dan BI indikasikan potensi penurunan suku bunga lanjutan
Investment Weekly Highlights
IDB: Pasar AS melanjutkan momentum positif
Investment Daily Bread
IDB: Pemerintah revisi naik belanja negara RAPBN 2026
Investment Daily Bread