26 September 2024
Global
Setelah dua hari menguat berturut-turut, pasar saham Amerika Serikat melemah. S&P500 -0.2% dan DJIA -0.7%, sementara indeks teknologi Nasdaq ditutup mendatar +0.04%. Pasar akan menantikan agenda-agenda pejabat The Fed hari Kamis ini, yang tentunya akan diikuti dengan tanya jawab mengenai kebijakan suku bunga ke depan. Dari sisi indikator, rilis data penjualan rumah baru masih menunjukkan penurunan, melemah 4.7%, selaras dengan data inflasi di mana komponen shelter/perumahan yang belum turun sesuai harapan, memang masih menjadi kendala bagi masyarakat Amerika Serikat.
Asia
Hari Rabu kemarin, PboC menurunkan MLF (medium term lending facility) rate dari 2.3% ke 2.0%, yang merupakan penurunan kedua dalam 3 bulan setelah di bulan Juli lalu MLF rate juga mengalami penurunan dari 2.5% ke 2.3%. Kebijakan untuk meningkatkan likuiditas dan aktivitas ekonomi ini disambut positif pasar, setelah sehari sebelumnya tingkat bunga pinjaman jangka pendek 7 dan 14 hari pun sudah diturunkan. CSI300 menguat 1.48% dan Hang Seng menguat 0.68%, di tengah pasar Asia lain yang bergerak variatif. MSCI Asia Pacific secara keseluruhan ditutup mendatar -0.01%.
Indonesia
Pasar saham Indonesia melemah dipicu dua sentimen: yang pertama adalah stimulus ekonomi China yang dikhawatirkan menyebabkan rotasi dana asing masuk ke pasar saham di sana, dan yang kedua adalah sentimen negatif yang melanda sektor perbankan, setelah sebuah bank BUMN diturunkan rekomendasinya menjadi underweight oleh sebuah institusi asing. IHSG melemah 0.48% dan LQ45 melemah 0.84%. Investor asing mencatat penjualan bersih IDR1.85 triliun. Sektor yang paling mengalami tekanan adalah finansial. Di pasar obligasi, imbal hasil SBN 10Y stabil di kisaran 6.44%, sementara Rupiah masih terus melanjutkan penguatan, sempat menyentuh level di bawah 15100 per Dolar AS.
26 September 2024
Global
Setelah dua hari menguat berturut-turut, pasar saham Amerika Serikat melemah. S&P500 -0.2% dan DJIA -0.7%, sementara indeks teknologi Nasdaq ditutup mendatar +0.04%. Pasar akan menantikan agenda-agenda pejabat The Fed hari Kamis ini, yang tentunya akan diikuti dengan tanya jawab mengenai kebijakan suku bunga ke depan. Dari sisi indikator, rilis data penjualan rumah baru masih menunjukkan penurunan, melemah 4.7%, selaras dengan data inflasi di mana komponen shelter/perumahan yang belum turun sesuai harapan, memang masih menjadi kendala bagi masyarakat Amerika Serikat.
Asia
Hari Rabu kemarin, PboC menurunkan MLF (medium term lending facility) rate dari 2.3% ke 2.0%, yang merupakan penurunan kedua dalam 3 bulan setelah di bulan Juli lalu MLF rate juga mengalami penurunan dari 2.5% ke 2.3%. Kebijakan untuk meningkatkan likuiditas dan aktivitas ekonomi ini disambut positif pasar, setelah sehari sebelumnya tingkat bunga pinjaman jangka pendek 7 dan 14 hari pun sudah diturunkan. CSI300 menguat 1.48% dan Hang Seng menguat 0.68%, di tengah pasar Asia lain yang bergerak variatif. MSCI Asia Pacific secara keseluruhan ditutup mendatar -0.01%.
Indonesia
Pasar saham Indonesia melemah dipicu dua sentimen: yang pertama adalah stimulus ekonomi China yang dikhawatirkan menyebabkan rotasi dana asing masuk ke pasar saham di sana, dan yang kedua adalah sentimen negatif yang melanda sektor perbankan, setelah sebuah bank BUMN diturunkan rekomendasinya menjadi underweight oleh sebuah institusi asing. IHSG melemah 0.48% dan LQ45 melemah 0.84%. Investor asing mencatat penjualan bersih IDR1.85 triliun. Sektor yang paling mengalami tekanan adalah finansial. Di pasar obligasi, imbal hasil SBN 10Y stabil di kisaran 6.44%, sementara Rupiah masih terus melanjutkan penguatan, sempat menyentuh level di bawah 15100 per Dolar AS.
IDB: Inflasi produsen AS melonjak
Investment Daily Bread
IDB: Arus dana asing mengangkat pasar domestik dan Rupiah
Investment Daily Bread
IDB: Inflasi AS sesuai ekspektasi memperkuat harapan penurunan suku bunga
Investment Daily Bread