Skip to main content
Back

Pasar domestik variatif merespon terpilihnya Trump dan pemangkasan FFR

11 November 2024


Pasar saham Amerika Serikat mencatat kinerja positif pekan lalu didukung oleh potensi kebijakan pro-pertumbuhan dari Presiden-terpilih Trump. Indeks S&P 500 menguat 4.66%, dan indeks USD (DXY) menguat 0.69% pekan lalu merespon Trump yang terpilih sebagai Presiden AS dan potensi dari kebijakan Trump yang pro-pertumbuhan seperti pemangkasan pajak dan deregulasi. Selain itu partai Republikan juga mendapat mayoritas di kongres AS yang dapat memuluskan proses legislatif untuk perubahan kebijakan Trump. Sentimen pasar juga didukung oleh The Fed yang memutuskan untuk memangkas suku bunga 25bps sesuai ekspektasi pasar. Ketua Fed Powell mengatakan sektor tenaga kerja mulai menunjukkan pelemahan, mengindikasikan bahwa potensi pemangkasan suku bunga masih terbuka. Powell juga menyatakan pemilu AS tidak merubah outlook The Fed, menantikan kejelasan perubahan kebijakan dari pemerintah. Imbal hasil UST 10Y turun dari 4.38% ke 4.30%.

Pasar saham kawasan Asia bergerak fluktuatif pekan lalu namun berhasil ditutup positif, dengan indeks MSCI Asia Pacific naik 2.39%. Faktor pemilu AS menjadi sentimen yang membayangi pasar, namun di sisi lain harapan pasar terhadap potensi stimulus dari pemerintah China juga menjadi faktor positif bagi pasar. Potensi kebijakan proteksionis Trump dipandang sebagai faktor yang dapat berdampak negatif bagi perdagangan global dan Asia. Di akhir pekan pemerintah China mengumumkan program RMB10 triliun (USD1.4 triliun) untuk refinance utang pemerintah daerah. Namun kebijakan ini mengecewakan pasar yang mengharapkan stimulus fiskal langsung yang dapat menopang konsumsi. Sementara itu data ekonomi China pekan lalu realtif variatif, di mana ekspor China tumbuh 12.7% YoY di Oktober melebihi ekspektasi, di sisi lain inflasi kembali turun ke 0.3% YoY di Oktober dari sebelumnya 0.4%, dan Inflasi harga produser (PPI) juga kontraksi semakin dalam ke -2.9% YoY dari sebelumnya -2.8%.

Di pasar domestik, PDB Indonesia tumbuh 4.95% YoY di 3Q-2024, turun dari 5.05% di 2Q, dan juga lebih rendah dari ekspektasi 5.0%. Menurunnya pertumbuhan dipengaruhi oleh pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang melandai ke 4.91%. Pasar saham melemah pekan lalu dengan indeks IDX80 turun 2.67% dibayangi oleh kekhawatiran kebijakan proteksionis Trump. Investor asing mencatat penjualan bersih IDR4.5 triliun di pasar saham. Di sisi lain, pemangkasan suku bunga The Fed menjadi angin positif bagi pasar obligasi, di mana indeks BINDO naik 0.23% pekan lalu. Imbal hasil SBN 10Y turun dari 6.78% ke 6.74% dan SBN 5Y turun dari 6.70% ke 6.58%. Nilai tukar Rupiah juga menguat 0.3% ke level 15,670 per USD. Cadangan devisa meningkat ke USD151.2 miliar di Oktober yang merupakan level rekor tertinggi. 

 

 

Unduh Dokumen

 

 

Lihat semua

 

 

Unduh Dokumen

 

 

Informasi libur

Menyambut Hari Raya Kenaikan Yesus Kristus, kantor kami tidak beroperasi pada 29-30 Mei 2025 dan akan kembali beroperasi pada 2 Juni 2025. Selengkapnya

View more

Waspada modus penipuan mengatasnamakan MAMI. Selengkapnya

View more
Informasi libur

Menyambut Hari Raya Kenaikan Yesus Kristus, kantor kami tidak beroperasi pada 29-30 Mei 2025 dan akan kembali beroperasi pada 2 Juni 2025. Selengkapnya

View more

Waspada modus penipuan mengatasnamakan MAMI. Selengkapnya

View more