Skip to main content
Back

Monthly Market Review Februari 2023

8 Maret 2023

Hanya untuk investor profesional PT Manulife Aset Manajemen Indonesia. Bukan untuk umum.

 

ULASAN MAKROEKONOMI


Indikator makro Indonesia terus menunjukkan pemulihan. Inflasi tetap terjaga, dan Indonesia juga mencatatkan rekor surplus fiskal maupun surplus neraca pembayaran. Inflasi bulan Februari tercatat 0.16%, membuat inflasi tahunan menjadi 5.47% dari 5.28% bulan sebelumnya. Pendorong utama inflasi adalah pangan (+0.13ppt MoM) dan rokok (+0.05ppt). Di lain pihak, inflasi inti turun ke level 3.09% YoY dari 3.09% YoY di Januari 2023, terutama dipicu oleh turunnya inflasi impor (nilai tukar stabil, turunnya harga komoditas dan emas) serta melambatnya aktivitas konsumsi di bulan Februari. 

Indonesia mencatatkan surplus fiskal 0.4% dari PDB, seiring penerimaan yang meningkat 48% YoY sementara belanja mengalami penurunan 11% YoY. Pendapatan dari PPn naik 94% YoY sementara pendapatan non pajak juga naik 102% YoY. Dari sisi pengeluaran, hampir semuanya teralokasikan pada bantuan sosial dan biaya operasional (belanja material naik 212% YoY). Di kuartal keempat 2022 neraca berjalan mencatatkan surplus USD4.3 miliar, ditopang oleh surplus perdagangan USD17 miliar. Kondisi di atas bersama dengan mengecilnya defisit neraca finansial (-USD0.5 miliar dari kuartal sebelumnya -USD5.5 miliar), membuat neraca pembayaran menjadi surplus USD4.7 miliar (dari posisi defisit -USD1.3 miliar di kuartal ketiga). 

Bank sentral Amerika Serikat menekankan bahwa pengetatan moneter masih akan berlanjut dalam waktu dekat untuk mencapai target inflasi 2%, sementara data ketenagakerjaan bulan Januari lebih baik dari ekspektasi. Di bulan Februari Bank Indonesia mempertahankan suku bunga acuan dan menyatakan belum perlu adanya kenaikan dalam waktu dekat untuk menekan inflasi. Kami percaya bahwa suku bunga bank sentral Amerika Serikat dan Indonesia keduanya sudah mendekati puncak.


PASAR SAHAM

​IHSG menguat 0.06%, mengungguli pasar global yang turun -2.53%, MSCI Asia Pacific ex-Japan -6.87%, dan MSCI Emerging Market -6.54%. Sektor transportasi dan logistik menjadi sektor terunggul (+10.26%) sementara sektor energi menjadi yang terlemah -3.23%. Setelah arus investasi ke Asia Utara yang meningkat seiring pembukaan ekonomi China, pasar saham global terkoreksi merespons data ketenagakerjaan Amerika Serikat yang sangat baik. Arus dana asing kembali memasuki Indonesia, mencatatkan pembelian bersih USD377 juta. Rupiah melemah 1.8% terhadap Dolar AS, masih lebih baik dibanding depresiasi yang terjadi pada negara kawasan sekitar. 

Kebijakan moneter diperkirakan mulai melonggar seiring suku bunga ban sentral baik Amerika Serikat maupun Indonesia yang mendekati puncak. Pembukaan kembali ekonomi akan memberi topangan bagi pasar saham. Setelah suku bunga mencapai puncak, pasar diperkirakan akan lebih stabil dan selera risiko investor akan meningkat. Kami melihat bahwa eksposur di ekonomi Indonesia akan tetap positif dan optimis melihat potensi jangka panjang investasi di Indonesia.

​PASAR OBLIGASI​

Pasar obligasi mengalami koreksi di bulan Februari, membuat kinerja BINDO tercatat -0.08% MoM, walaupun tetap mencatatkan kinerja positif tahun berjalan +1.50%. Imbal hasil obligasi pemerintah 10 tahun sempat turun sampai 6.53% di awal periode seiring kenaikan Fed Funds Rate yang hanya sebesar 25bps ke level 4.75% dan juga imbal hasil UST yang ada di level 3.39%, namun perlahan meningkat ke level 6.88% di akhir bulan. Data-data ekonomi Amerika Serikat yang lebih baik dari ekspektasi – terutama data non-farm payroll naik ke 517 ribu di atas konsensus 187 ribu, menjadi salah satu penyebab utama kenaikan UST, yang pada akhirnya juga mendorong imbal hasil obligasi pemerintah 10 tahun kembali naik ke level seperti bulan Januari 2023. 

Walaupun terjadi peningkatan, pergerakan imbal hasil obligasi pemerintah 10 tahun dapat dikatakan cukup resilien, hanya naik 19bps dibandingkan kenaikan imbal hasil UST sebesar 41bps. Faktor domestik terus memberikan bantalan bagi ketahanan pasar obligasi. Permintaan yang terjadi pada lelang obligasi - baik konvensional maupun syariah - cenderung membaik di atas level rata-rata permintaan sebelumnya, seiring imbal hasil yang semakin menarik. Investor domestik seperti perbankan, asuransi, dan dana pensiun menjadi penopang utama di bulan Februari, di tengah likuiditas yang masih cukup berlimpah. Sementara itu investor asing masih terlihat menahan diri, seiring sentimen global yang masih fluktuatif.

Investor asing membukukan jual bersih senilai IDR7.57 triliun, dengan persentase kepemilikan turun dari 15.10% bulan Januari ke 14.79% di bulan Februari. Sejalan juga, Bank Indonesia menurunkan kepemilikan senilai IDR10.09 triliun membuat persentase kepemilikan ke 26.28% dari sebelumnya 26.76%. Perbankan komersial menjadi pembeli terbesar menambah IDR37.76 triliun kepemilikan sehingga persentase kepemilikan naik ke level 24.45%. Baik asuransi maupun dana pensiun mencatatkan pembelian bersih, dengan kepemilikan naik ke 16.45% dari sebelumnya 16.24%. Reksa dana mencatat kenaikan signifikan IDR11.55 triliun, persentase kepemilikannya naik ke 2.94%. Investor individu dan lain-lain menjadi pembeli bersih walaupun kepemilikan turun menjadi 15.09% dari sebelumnya 15.12%.

Secara keseluruhan di bulan Februari kurva imbal hasil menunjukkan pola bearish flattening, dengan imbal hasil tenor 2 tahun melonjak 68bps. Seri tenor pendek lainnya juga naik, dengan imbal hasil 5 tahun naik 21bps. Tenor menengah juga sejalan, dengan imbal hasil tenor 10 tahun naik 19bps dan 15 tahun naik 25bps. Sementara itu imbal hasil tenor panjang bergerak beragam, dengan imbal hasil tenor 20 tahun naik 22bps, namun tenor 30 tahun imbal hasilnya turun 5bps.



 

Unduh Dokumen



  • IDB: Data earnings yang mengecewakan menekan pasar global

    Investment Daily Bread

    Baca selengkapnya
  • IDB: Pertumbuhan ekonomi AS 2Q-24 lebih baik dari ekspektasi

    Investment Daily Bread

    Baca selengkapnya
  • IDB: Sentimen sektor teknologi mempengaruhi pasar global

    Investment Daily Bread

    Baca selengkapnya
Lihat semua

Waspada modus penipuan mengatasnamakan MAMI. Selengkapnya

View more

Pastikan untuk membeli Reksa Dana Manulife melalui MAMI atau mitra distribusi kami. 

View more

Waspada modus penipuan mengatasnamakan MAMI. Selengkapnya

View more

Pastikan untuk membeli Reksa Dana Manulife melalui MAMI atau mitra distribusi kami. 

View more