18 Januari, 2024
Global
Pasar saham Amerika Serikat kembali melemah dibayangi meredanya ekspektasi pemangkasan suku bunga setelah beberapa pejabat bank sentral mengindikasikan prematur untuk buru-buru memangkas suku bunga. Probabilitas pemangkasan suku bunga The Fed di Maret turun dari 80% menjadi 57%. Sementara itu data penjualan ritel AS tumbuh 0.6% MoM di Desember lebih tinggi dari ekspektasi 0.4%, mengindikasikan konsumen tetap resilien dan memperkuat narasi The Fed tidak perlu buru-buru memangkas suku bunga. Indeks S&P 500 ditutup turun 0.56% dan imbal hasil UST 10Y naik dari 4.05% ke 4.10%.
Asia
Di kawasan Asia, rilis data ekonomi China terkini mengecewakan pasar. Pertumbuhan PDB Q4 tumbuh 5.2% YoY, di bawah ekspektasi 5.3%. Selain itu data penjualan ritel dan penjualan properti juga mengecewakan, di mana penjualan ritel tumbuh 7.4% YoY di bawah ekspektasi 8.0%, dan penjualan properti turun lebih dalam ke -6.0% YoY dari sebelumnya -4.3% yang mengindikasikan aktivitas ekonomi domestik tetap lemah. Indeks MSCI Asia Pacific melemah 1.96% dengan saham teknologi big-cap seperti Tencent dan Samsung Electronics menjadi kontributor pelemahan.
Indonesia
Bank Indonesia mempertahankan suku bunga acuan di 6% sesuai dengan ekspektasi pasar. BI mempertahankan fokusnya untuk menjaga stabilitas Rupiah dan mengindikasikan potensi pemangkasan suku bunga tentatif pada stabilitas Rupiah dan afirmasi inflasi telah terkendali. Indeks saham IDX80 melemah 0.89% dengan investor asing mencatat penjualan bersih IDR1.07 triliun. Pasar obligasi juga ditutup turun 0.04% dengan imbal hasil SBN 10Y naik dari 6.66% ke 6.70%.
18 Januari, 2024
Global
Pasar saham Amerika Serikat kembali melemah dibayangi meredanya ekspektasi pemangkasan suku bunga setelah beberapa pejabat bank sentral mengindikasikan prematur untuk buru-buru memangkas suku bunga. Probabilitas pemangkasan suku bunga The Fed di Maret turun dari 80% menjadi 57%. Sementara itu data penjualan ritel AS tumbuh 0.6% MoM di Desember lebih tinggi dari ekspektasi 0.4%, mengindikasikan konsumen tetap resilien dan memperkuat narasi The Fed tidak perlu buru-buru memangkas suku bunga. Indeks S&P 500 ditutup turun 0.56% dan imbal hasil UST 10Y naik dari 4.05% ke 4.10%.
Asia
Di kawasan Asia, rilis data ekonomi China terkini mengecewakan pasar. Pertumbuhan PDB Q4 tumbuh 5.2% YoY, di bawah ekspektasi 5.3%. Selain itu data penjualan ritel dan penjualan properti juga mengecewakan, di mana penjualan ritel tumbuh 7.4% YoY di bawah ekspektasi 8.0%, dan penjualan properti turun lebih dalam ke -6.0% YoY dari sebelumnya -4.3% yang mengindikasikan aktivitas ekonomi domestik tetap lemah. Indeks MSCI Asia Pacific melemah 1.96% dengan saham teknologi big-cap seperti Tencent dan Samsung Electronics menjadi kontributor pelemahan.
Indonesia
Bank Indonesia mempertahankan suku bunga acuan di 6% sesuai dengan ekspektasi pasar. BI mempertahankan fokusnya untuk menjaga stabilitas Rupiah dan mengindikasikan potensi pemangkasan suku bunga tentatif pada stabilitas Rupiah dan afirmasi inflasi telah terkendali. Indeks saham IDX80 melemah 0.89% dengan investor asing mencatat penjualan bersih IDR1.07 triliun. Pasar obligasi juga ditutup turun 0.04% dengan imbal hasil SBN 10Y naik dari 6.66% ke 6.70%.
Seeking Alpha Juli 2025: Dinamika global dan implikasinya bagi pasar Indonesia
Seeking Alpha
Monthly Market Review Juni 2025
Monthly Market Review
IDB: Potensi tarif AS di sektor tembaga dan farmasi
Investment Daily Bread