Skip to main content
Back

Risiko government shutdown AS meningkat

1 Oktober 2025


Global

Pasar saham Amerika Serikat melanjutkan penguatan walau risiko government shutdown masih membayangi pasar. Indeks S&P 500 ditutup +0.41% didukung penguatan sektor kesehatan dan IT. Sementara itu imbal hasil UST 10Y relatif stabil di kisaran 4.15%. Kongres AS sejauh ini belum mencapai kesepakatan terkait APBN yang berisiko menyebabkan government shutdown. Kondisi shutdown dapat mempengaruhi sektor tenaga kerja, karena akan merumahkan sementara pegawai federal. Selain itu biro statistik AS tidak akan merilis data nonfarm payroll di akhir pekan ini karena operasional terdampak oleh shutdown yang dapat mempengaruhi proses pembentukan kebijakan The Fed. Sebelumnya Presiden Trump juga mengancam akan melakukan PHK massal pegawai federal apabila terjadi shutdown.

Asia
Pasar saham kawasan Asia juga melanjutkan kinerja positif dengan indeks MSCI Asia Pacific menguat +0.62% menjelang libur Golden Week di China di 1 - 8 Oktober. Sentimen pasar didukung oleh optimisme di sektor teknologi dari investasi besar terhadap AI. Pasar Taiwan yang memiliki eksposur besar di sektor teknologi mencatat kinerja unggul (indeks TWSE +0.94%). Sementara itu pasar India melanjutkan tren pelemahan dibayangi oleh aksi jual dari investor asing dipengaruhi oleh tarif AS terhadap India, laporan earnings emiten yang mengecewakan, dan valuasi pasar yang premium.

Indonesia
Pasar domestik melemah, dengan indeks IDX80 turun -0.88% dipengaruhi oleh investor asing yang mencatat penjualan bersih IDR1.7 triliun. Indeks obligasi BINDO juga turun -0.05% dengan imbal hasil SBN 10Y relatif stabil di 6.36%. Data PMI manufaktur Indonesia turun ke 50.4 di September dari sebelumnya 51.5, tetap di zona ekspansi walau dalam pertumbuhan yang melemah. Menteri Keuangan Purbaya menyatakan belum mempertimbangkan untuk membahas batas defisit APBN, dan lebih memprioritaskan untuk membuat belanja negara lebih tepat sasaran dan efisien.





Unduh Dokumen

1 Oktober 2025


Global

Pasar saham Amerika Serikat melanjutkan penguatan walau risiko government shutdown masih membayangi pasar. Indeks S&P 500 ditutup +0.41% didukung penguatan sektor kesehatan dan IT. Sementara itu imbal hasil UST 10Y relatif stabil di kisaran 4.15%. Kongres AS sejauh ini belum mencapai kesepakatan terkait APBN yang berisiko menyebabkan government shutdown. Kondisi shutdown dapat mempengaruhi sektor tenaga kerja, karena akan merumahkan sementara pegawai federal. Selain itu biro statistik AS tidak akan merilis data nonfarm payroll di akhir pekan ini karena operasional terdampak oleh shutdown yang dapat mempengaruhi proses pembentukan kebijakan The Fed. Sebelumnya Presiden Trump juga mengancam akan melakukan PHK massal pegawai federal apabila terjadi shutdown.

Asia
Pasar saham kawasan Asia juga melanjutkan kinerja positif dengan indeks MSCI Asia Pacific menguat +0.62% menjelang libur Golden Week di China di 1 - 8 Oktober. Sentimen pasar didukung oleh optimisme di sektor teknologi dari investasi besar terhadap AI. Pasar Taiwan yang memiliki eksposur besar di sektor teknologi mencatat kinerja unggul (indeks TWSE +0.94%). Sementara itu pasar India melanjutkan tren pelemahan dibayangi oleh aksi jual dari investor asing dipengaruhi oleh tarif AS terhadap India, laporan earnings emiten yang mengecewakan, dan valuasi pasar yang premium.

Indonesia
Pasar domestik melemah, dengan indeks IDX80 turun -0.88% dipengaruhi oleh investor asing yang mencatat penjualan bersih IDR1.7 triliun. Indeks obligasi BINDO juga turun -0.05% dengan imbal hasil SBN 10Y relatif stabil di 6.36%. Data PMI manufaktur Indonesia turun ke 50.4 di September dari sebelumnya 51.5, tetap di zona ekspansi walau dalam pertumbuhan yang melemah. Menteri Keuangan Purbaya menyatakan belum mempertimbangkan untuk membahas batas defisit APBN, dan lebih memprioritaskan untuk membuat belanja negara lebih tepat sasaran dan efisien.





Unduh Dokumen

  • IDB: Memudarnya optimisme penurunan FFR di Desember

    Investment Daily Bread

    Baca selengkapnya
  • IDB: BI indikasikan postur kebijakan tetap akomodatif di 2026

    Investment Daily Bread

    Baca selengkapnya
  • Seeking Alpha November 2025: Sinyal peralihan sentimen pasar saham

    Seeking Alpha

    Baca selengkapnya
Lihat semua
Siaran Pers

Manulife Wealth & Asset Management Akuisisi Schroders Indonesia. Selengkapnya.

View more
Siaran Pers

Manulife Wealth & Asset Management Akuisisi Schroders Indonesia. Selengkapnya.

View more