Skip to main content
Back

Menantikan rapat FOMC pekan ini

8 Desember 2025


Pasar saham Amerika Serikat bergerak tentatif pekan lalu menantikan rilis data ekonomi yang dapat mempengaruhi potensi penurunan Fed Funds Rate pada rapat pekan ini. Data ekonomi yang dirilis cenderung variatif, di mana data tenaga kerja ADP employment turun -32 ribu di November, sementara Data PHK dari Challenger menunjukkan tingkat PHK turun ke 71 ribu di November dari bulan sebelumnya 153 ribu. Data tenaga kerja dari lembaga survei secara historis cenderung variatif yang mungkin tidak membantu The Fed dalam pengambilan keputusan. Tingkat inflasi cenderung stabil di September, dengan PCE +2.8% YoY di September, lebih tinggi dari bulan sebelumnya 2.7% namun sesuai dengan level ekspektasi konsensus. Sejauh ini probabilitas pasar terhadap potensi penurunan Fed Funds Rate Desember tetap kuat di 95%. Indeks S&P 500 ditutup +0.31% pekan lalu, sementara imbal hasil UST 10Y naik dari 4.01% ke 4.13%. Pekan ini pasar menantikan rapat FOMC di 11 Desember, dengan konsensus memperkirakan suku bunga turun 25bps. Pasar juga menantikan proyeksi ekonomi terkini dari The Fed.

Pasar saham kawasan Asia menguat pekan lalu, dengan indeks MSCI Asia Pacific naik +1.10%. Sektor material dan IT mencatat penguatan tertinggi menjadi penopang kinerja indeks pekan lalu. Sentimen di sektor teknologi didukung oleh proyeksi penjualan yang positif dari Marvell Technology, emiten produsen chip dari AS, didukung permintaan untuk AI computing. Pasar juga merespons positif rilis AI chip baru dari Amazon yang diharapkan dapat berkompetisi dengan Nvidia dan Google dan dapat meningkatkan permintaan untuk rantai pasok AI di Asia.  Bank sentral India menurunkan suku bunga 25bps, pertama kali dalam enam bulan, dan mengindikasikan potensi penurunan suku bunga lebih lanjut di tengah inflasi domestik yang rendah. Sementara itu gubernur bank sentral Jepang Kazuo Ueda mengindikasi potensi kenaikan suku bunga di Desember di tengah ekspektasi inflasi yang meningkat.

Di domestik, inflasi menurun ke level 2.72% YoY di Oktober dari bulan sebelumnya 2.86% YoY, dan inflasi inti stabil di level 2.36% YoY. Sementara itu surplus neraca perdagangan menyempit ke USD2.39 miliar di Oktober dari bulan sebelumnya USD4.34 miliar. Ekspor mengalami kontraksi -2.31% YoY, yang merupakan kontraksi ekspor pertama dalam 19 bulan, imbas dari turunnya ekspor komoditas batu bara dan tembaga. Indeks saham IDX80 ditutup +0.32% pekan lalu dan IHSG +1.46%. Investor asing mencatat pembelian bersih IDR2.49 triliun di pasar saham. Indeks obligasi BINDO juga menguat +0.26% pekan lalu dengan imbal hasil SBN 10Y turun dari 6.31% ke 6.19%. Nilai tukar Rupiah menguat +0.10% terhadap USD ke level 16644.

 

 

Unduh Dokumen

 

 

  • IWH: Menguatnya ekspektasi penurunan Fed Funds Rate

    Investment Weekly Highlights

    Baca selengkapnya
  • IDB: Naiknya yield SRBI menekan pasar obligasi

    Investment Daily Bread

    Baca selengkapnya
  • IDB: Menguatnya harapan penurunan Fed Funds Rate di Desember

    Investment Daily Bread

    Baca selengkapnya
Lihat semua

 

 

Unduh Dokumen

 

 

Siaran Pers

Manulife Wealth & Asset Management Akuisisi Schroders Indonesia. Selengkapnya.

View more
Siaran Pers

Manulife Wealth & Asset Management Akuisisi Schroders Indonesia. Selengkapnya.

View more