Skip to main content
Back

Ketidakpastian penurunan suku bunga The Fed lanjutan

17 November 2025


Pasar saham Amerika Serikat bergerak fluktuatif pekan lalu dengan indeks S&P 500 ditutup +0.08% sementara indeks Nasdaq 100 turun -0.21%. Sentimen pasar dibayangi terhadap kekhawatiran valuasi di sektor teknologi yang tinggi, terutama di tengah ketidakpastian potensi penurunan suku bunga lanjutan dari The Fed. Beberapa pejabat The Fed seperti Alberto Musalem dan Beth Hammack berkomentar penurunan suku bunga perlu berhati-hati karena risiko tingkat inflasi yang persisten. Probabilitas penurunan suku bunga di Desember berdasarkan Bloomberg turun menjadi 42% dari pekan sebelumnya di 66%. Positifnya, government shutdown berakhir pekan lalu setelah 43 hari, sehingga data ekonomi akan kembali dirilis. Pekan ini pasar menantikan rilis data tenaga kerja nonfarm payroll bulan September, sehingga diharapkan dapat memberikan gambaran lebih baik kondisi ekonomi AS dan memberi sinyal arah kebijakan The Fed.

Pasar saham kawasan Asia bergerak fluktuatif, namun relatif lebih resilien dibanding kinerja pasar AS. Indeks MSCI Asia Pacific ditutup +0.29% didukung kinerja sektor kesehatan dan material, sementara sektor IT melemah terdalam. Pasar Korea Selatan mencatat kinerja unggul (indeks Kospi +1.46%) merespons kabar wacana penurunan pajak untuk dividen saham dari 35% menjadi 25%. Selain itu dana pensiun nasional Korea juga berencana untuk meningkatkan alokasi investasinya di pasar saham domestik. Sementara itu pasar Taiwan melemah (indeks TWSE -0.92%) dipengaruhi oleh pelemahan sektor teknologi setelah produsen semikonduktor TSMC mencatat pertumbuhan penjualan bulanan terendah dalam setahun +16.9% di Oktober. Pasar China juga melemah (indeks CSI 300 -1.08%) dengan data ekonomi China menunjukkan pelemahan, penjualan ritel tumbuh 2.9% YoY, lebih rendah dari sebelumnya 3.0%, dan industrial production tumbuh 4.9% YoY, turun dari sebelumnya 6.5%.

Di domestik, Bank Indonesia mengindikasikan postur kebijakan tetap akomodatif di 2026 dan memperkirakan pertumbuhan ekonomi dapat mencapai 5.3% di 2026. BI juga memperkirakan inflasi tetap terjaga, naik ke 2.62% di 2026 dari proyeksi tahun ini di 2.01%. Sementara itu OJK berencana untuk menaikkan kriteria minimum free float pasar saham secara gradual menjadi 25%, dari kriteria saat ini berkisar di 7.5% - 10% untuk memperdalam pasar. Indeks saham IDX80 melemah -0.73% pekan lalu dan IHSG -0.29%. Investor asing mencatat pembelian bersih IDR3.8 triliun pekan lalu. Indeks obligasi BINDO menguat +0.19% seiring dengan turunnya imbal hasil SBN 10Y dari 6.18% ke 6.12%.

 

 

Unduh Dokumen

 

 

  • IDB: Menantikan rilis data ekonomi AS pasca government shutdown

    Investment Daily Bread

    Baca selengkapnya
  • IDB: Memudarnya optimisme penurunan FFR di Desember

    Investment Daily Bread

    Baca selengkapnya
  • IDB: BI indikasikan postur kebijakan tetap akomodatif di 2026

    Investment Daily Bread

    Baca selengkapnya
Lihat semua

 

 

Unduh Dokumen

 

 

Siaran Pers

Manulife Wealth & Asset Management Akuisisi Schroders Indonesia. Selengkapnya.

View more
Siaran Pers

Manulife Wealth & Asset Management Akuisisi Schroders Indonesia. Selengkapnya.

View more