Skip to main content
Back

Kekhawatiran valuasi tinggi sektor teknologi global

24 November 2025


Pasar saham Amerika Serikat melemah pekan lalu dengan indeks S&P 500 turun -1.95% dan Nasdaq 100 -3.07%. Sentimen pasar dibayangi oleh kekhawatiran valuasi sektor teknologi yang tinggi, dan apakah pendapatan dari AI cukup mampu mengimbangi besarnya sumber daya dan biaya yang dibutuhkan untuk membangunnya. Laporan earnings 3Q yang positif dari Nvidia dan proyeksi penjualan 4Q yang kuat tidak mampu menopang sentimen pasar. Data tenaga kerja nonfarm payroll bulan September menunjukkan sinyal yang variatif, di mana perekrutan tenaga kerja melebihi ekspektasi (119 ribu vs ekspektasi 54 ribu), namun di lain pihak tingkat pengangguran September merangkak ke level 4.4% dibandingkan bulan sebelumnya 4.3%. Data ini tidak memberi kejelasan lebih bagi pasar terkait dampaknya terhadap kebijakan suku bunga di Desember nanti. Sementara itu pejabat The Fed Christopher Waller dan John Williams memandang masih ada ruang penurunan suku bunga dalam waktu dekat karena pelemahan sektor tenaga kerja dan tekanan inflasi yang mereda. Probabilitas penurunan suku bunga di Desember meningkat menjadi 62% pasca komentar Williams, dari sebelumnya di 35%.

Kekhawatiran pasar terhadap valuasi sektor teknologi yang terlalu tinggi juga membayangi pasar Asia. Indeks MSCI Asia Pacific ditutup turun -3.92% pekan lalu dengan seluruh sektor mencatat pelemahan. Indeks Hang Seng Hong Kong kalah unggul, mencatat penurunan -5.09%, dan indeks Kospi Korea Selatan turun -3.95%. Sementara itu pasar dengan eksposur minim sektor teknologi cenderung unggul, seperti indeks Nifty India +0.61% dan IDX80 Indonesia +0.09%. Ekonomi Jepang mengalami kontraksi -1.8% di 3Q-2025 dari +2.3% di kuartal sebelumnya. Pemerintah Jepang mengeluarkan paket stimulus ekonomi senilai JPY21.3 triliun untuk mendukung konsumsi dan investasi di sektor strategis seperti AI dan perkapalan.

Di domestik, Bank Indonesia mempertahankan suku bunga di 4.75% sesuai dengan ekspektasi pasar. BI fokus mempertahankan stabilitas Rupiah di tengah ketidakpastian di pasar finansial global yang meningkat. Pemerintah melaporkan defisit APBN per Oktober di angka IDR479 triliun (2.02% dari PDB, meningkat dibandingkan kuartal sebelumnya 1.56% dari PDB). Pendapatan negara tercatat IDR2113 triliun (-6% YoY) sementara belanja negara tercatat IDR2593 triliun (+1.4% YoY). Pemerintah meningkatkan alokasi anggaran kas negara pada Himbara senilai IDR76 triliun. Bank Mandiri, BNI, dan BRI masing-masing mendapat tambahan IDR25 triliun, dan Bank DKI mendapat IDR1 triliun. Indeks saham IDX80 ditutup +0.09% pekan lalu, lebih resilien dibanding kinerja pasar global. Investor asing mencatat pembelian bersih IDR3.89 triliun. Indeks obligasi BINDO juga ditutup +0.08% dengan imbal hasil SBN 10Y naik dari 6.12% ke 6.18%. Permintaan dalam lelang SUN pekan lalu relatif lemah, senilai IDR78.8 triliun, turun dari permintaan dalam lelang sebelumnya di IDR87.4 triliun.

 

 

Unduh Dokumen

 

 

Lihat semua

 

 

Unduh Dokumen

 

 

Siaran Pers

Manulife Wealth & Asset Management Akuisisi Schroders Indonesia. Selengkapnya.

View more
Siaran Pers

Manulife Wealth & Asset Management Akuisisi Schroders Indonesia. Selengkapnya.

View more