Kekhawatiran Suku Bunga Tinggi Kembali Membayangi Pasar

1 September, 2022

Global – Bursa saham Amerika Serikat kembali melemah pada perdagangan Rabu – mengakhiri bulan Agustus yang penuh gejolak di zona merah – di tengah kekhawatiran suku bunga tinggi. Selama satu bulan S&P 500 turun 4.24%, Dow Jones turun 4.06%, dan Nasdaq turun 4.64%. Presiden Fed Cleveland, Loretta Mester, memperkirakan bahwa suku bunga acuan Fed harus berada di atas 4% pada awal tahun depan, dan bank sentral tidak menurunkan suku bunga di tahun 2023. Hal ini menguatkan pandangan kalau tingkat suku bunga tinggi akan bertahan lebih lama. Data ekonomi ADP Employment Change berada di bawah ekspektasi, penambahan tenaga kerja sebesar 132ribu vs estimasi 300ribu, dan bulan sebelumnya 268ribu. Imbal hasil UST 10 tahun naik ke level 3.19%. 

Asia – Bursa saham Asia relatif stabil meski di tengah rilis data ekonomi China yang lemah, rebound saham teknologi mendorong kinerja pasar secara keseluruhan, MSCI Asia Pacific menguat 0.25%. Aktivitas pabrik China kembali mengalami kontraksi di bulan Agustus, di samping perlambatan sektor properti serta wabah Covid, perekonomian juga terpukul oleh krisis listrik yang disebabkan oleh kekeringan. Kurangnya pasokan listrik memaksa pabrik-pabrik untuk tutup. Data resmi PMI Manufacturing (Aug) naik menjadi 49.4 dari bulan sebelumnya 49.0, sementara Non-Manufacturing PMI jatuh menjadi 52.6 dari bulan sebelumnya 53.8.

Indonesia – IHSG menguat di hari kedua, naik 0.27% sementara BINDO relatif tidak berubah. Investor asing di pasar saham membukukan penjualan bersih senilai IDR44.53 miliar. Imbal hasil obligasi pemerintah IDR tenor 10 tahun bertahan di level 7.12%.