1 September 2025
Global
Pasar saham Amerika Serikat melemah dibayangi aksi ambil untung setelah pada perdagangan sebelumnya mencetak rekor penutupan tertinggi. Indeks S&P 500 ditutup turun -0.64% dan imbal hasil UST 10Y naik dari 4.20% ke 4.23%. Data inflasi PCE inti AS bulan Juli naik dari 2.8% YoY ke 2.9% YoY, sementara PCE umum stabil di 2.6% YoY, keduanya sesuai dengan ekspektasi pasar yang memperkuat potensi turunnya suku bunga di September. Di sisi lain, data konsumsi personal spending tumbuh 0.5%, naik dari sebelumnya 0.4%, yang mengindikasikan konsumsi masyarakat tetap kuat di tengah tekanan inflasi yang meningkat.
Asia
Pasar saham kawasan Asia bergerak variatif, di mana indeks MSCI Asia Pacific turun -0.22% dipengaruhi pelemahan pasar Jepang, sementara pasar China mencatat kinerja unggul dan menjadi penopang kinerja indeks. Optimisme investor terhadap pasar China tetap kuat tercermin dari likuiditas yang meningkat, dan rata-rata perdagangan bulanan yang mencetak rekor tertinggi. Sentimen pasar didukung oleh ekspektasi perbaikan earnings emiten, serta indikasi dari salah satu emiten rantai pasok baterai EV bahwa outlook penjualan menunjukkan sinyal positif. Sementara itu data PMI manufaktur China tetap di zona kontraksi 49.4 di Agustus.
Indonesia
Pasar domestik melemah di perdagangan Jumat dibayangi aksi unjuk rasa masyarakat. Indeks saham IDX80 melemah -1.77% dengan seluruh sektor mencatat pelemahan kecuali sektor industrial. Investor asing mencatat penjualan bersih IDR1.1 triliun di pasar saham. Indeks obligasi BINDO juga ditutup turun -0.03% dengan imbal hasil SBN 10Y naik dari 6.31% ke 6.35%. Nilai tukar Rupiah melemah -0.89% ke level 16490. Sementara itu data PMI manufaktur Indonesia naik ke 51.5 di Agustus, pertama kalinya kembali ke zona ekspansi sejak Maret 2025.
1 September 2025
Global
Pasar saham Amerika Serikat melemah dibayangi aksi ambil untung setelah pada perdagangan sebelumnya mencetak rekor penutupan tertinggi. Indeks S&P 500 ditutup turun -0.64% dan imbal hasil UST 10Y naik dari 4.20% ke 4.23%. Data inflasi PCE inti AS bulan Juli naik dari 2.8% YoY ke 2.9% YoY, sementara PCE umum stabil di 2.6% YoY, keduanya sesuai dengan ekspektasi pasar yang memperkuat potensi turunnya suku bunga di September. Di sisi lain, data konsumsi personal spending tumbuh 0.5%, naik dari sebelumnya 0.4%, yang mengindikasikan konsumsi masyarakat tetap kuat di tengah tekanan inflasi yang meningkat.
Asia
Pasar saham kawasan Asia bergerak variatif, di mana indeks MSCI Asia Pacific turun -0.22% dipengaruhi pelemahan pasar Jepang, sementara pasar China mencatat kinerja unggul dan menjadi penopang kinerja indeks. Optimisme investor terhadap pasar China tetap kuat tercermin dari likuiditas yang meningkat, dan rata-rata perdagangan bulanan yang mencetak rekor tertinggi. Sentimen pasar didukung oleh ekspektasi perbaikan earnings emiten, serta indikasi dari salah satu emiten rantai pasok baterai EV bahwa outlook penjualan menunjukkan sinyal positif. Sementara itu data PMI manufaktur China tetap di zona kontraksi 49.4 di Agustus.
Indonesia
Pasar domestik melemah di perdagangan Jumat dibayangi aksi unjuk rasa masyarakat. Indeks saham IDX80 melemah -1.77% dengan seluruh sektor mencatat pelemahan kecuali sektor industrial. Investor asing mencatat penjualan bersih IDR1.1 triliun di pasar saham. Indeks obligasi BINDO juga ditutup turun -0.03% dengan imbal hasil SBN 10Y naik dari 6.31% ke 6.35%. Nilai tukar Rupiah melemah -0.89% ke level 16490. Sementara itu data PMI manufaktur Indonesia naik ke 51.5 di Agustus, pertama kalinya kembali ke zona ekspansi sejak Maret 2025.
IWH: Inflasi AS sesuai ekspektasi
Investment Weekly Highlights
IDB: Pertumbuhan ekonomi AS direvisi naik
Investment Daily Bread
IDB: Proyeksi penjualan Nvidia mengecewakan pasar
Investment Daily Bread