Skip to main content
Back

Inflasi AS sesuai ekspektasi

1 September 2025


Pasar saham Amerika Serikat bergerak fluktuatif pekan lalu setelah euforia ekspektasi pemangkasan suku bunga mereda dan minimnya rilis data ekonomi yang menggerakkan pasar. Perhatian pasar pekan lalu tertuju pada laporan earnings Nvidia. Nvidia melaporkan earnings yang tumbuh lebih baik dari ekspektasi, namun pasar kecewa oleh proyeksi penjualan yang lebih rendah dari ekspektasi. Proyeksi ini melanjutkan tren melambatnya pertumbuhan penjualan Nvidia setelah periode boom di 2023-2024, dan meningkatkan kekhawatiran investasi di AI dapat mulai melambat. Di sisi lain, pertumbuhan PDB AS 2Q-2025 direvisi naik menjadi 3.3% dari estimasi sebelumnya di 3.0% didukung oleh konsumsi dan investasi bisnis yang lebih kuat. Sementara itu data inflasi PCE inti AS bulan Juli naik dari 2.8% YoY ke 2.9% YoY, sementara PCE umum stabil di 2.6% YoY, keduanya sesuai dengan ekspektasi pasar yang memperkuat potensi turunnya suku bunga di September. Indeks S&P 500 ditutup turun -0.10% dan imbal hasil UST 10Y turun dari 4.25% ke 4.23%.

Di Asia, mayoritas pasar di Asia mencatat pelemahan, dengan indeks MSCI Asia Pacific turun -0.53%. Pasar India menjadi salah satu pasar yang kalah unggul (indeks Nifty -1.78%) dipengaruhi berlakunya tarif AS 50% terhadap India. PM Modi mengedepankan swasembada domestik dan rencana penurunan pajak untuk menghadapi tantangan tarif. Sementara itu pasar saham China mencatat kinerja unggul (indeks CSI 300 +2.71%). Optimisme investor terhadap pasar China tetap kuat tercermin dari likuiditas yang meningkat, dan rata-rata perdagangan bulanan yang mencetak rekor tertinggi.  Sentimen pasar didukung oleh ekspektasi perbaikan earnings emiten, serta indikasi dari salah satu emiten rantai pasok baterai EV bahwa outlook penjualan menunjukkan sinyal positif.

Pasar saham domestik melemah pekan lalu dengan indeks IDX80 turun -2.85% dan IHSG -0.36%. Investor asing mencatat pembelian bersih IDR1.5 triliun di pasar saham. Di sisi lain indeks obligasi BINDO menguat +0.40% dengan imbal hasil SBN 10Y stabil di 6.35%. Nilai tukar Rupiah melemah -0.89% pekan lalu ke level 16490 dan rata-rata yield SRBI 12-bulan di lelang pekan lalu naik dari 5.04% ke 5.10%. Sementara itu data PMI manufaktur Indonesia naik ke 51.5 di Agustus, pertama kalinya kembali ke zona ekspansi sejak Maret 2025.

 

 

 

Unduh Dokumen

 

 

Lihat semua

 

 

Unduh Dokumen

 

 

Informasi pengkinian data dan profil risiko

Pastikan data-data pribadi hingga profil risiko Anda adalah yang terkini. Data-data terkini akan sangat membantu kelancaran transaksi Anda di Reksa Dana Manulife. Selengkapnya

View more
Informasi pengkinian data dan profil risiko

Pastikan data-data pribadi hingga profil risiko Anda adalah yang terkini. Data-data terkini akan sangat membantu kelancaran transaksi Anda di Reksa Dana Manulife. Selengkapnya

View more