8 Oktober 2024
Global
Pasar saham Amerika Serikat melemah dibayangi oleh naiknya imbal hasil US Treasury dan kekhawatiran konflik Timur Tengah. Imbal hasil UST 10Y naik menyentuh level 4% untuk pertama kalinya sejak bulan Juli seiring dengan ekspektasi The Fed tidak akan memangkas suku bunga dengan agresif menyusul data tenaga kerja AS yang kuat. Pasar memperkirakan The Fed akan memangkas FFR 50 bps hingga akhir 2024, lebih gradual dari ekspektasi sebelumnya yang mencapai 100bps. Sementara itu harga minyak Brent naik menyentuh USD80/bbl di tengah ketidakpastian kondisi Timur Tengah. Pasar menantikan retaliasi Israel terhadap serangan rudal dari Iran pekan lalu. Indeks S&P 500 ditutup turun 0.96% dengan seluruh sektor melemah kecuali sektor energi.
Asia
Pasar saham kawasan Asia mencatat kinerja positif, mengakhiri pelemahan tiga hari beruntun. Indeks MSCI Asia Pacific menguat 0.94% dengan sektor IT menjadi kontributor penguatan indeks. Pasar Jepang juga menjadi kontributor, dengan indeks Topix menguat 1.68%, melanjutkan penguatan seiring dengan pelemahan Yen. Pasar menantikan detil stimulus tambahan dari pemerintah China, di mana terdapat jadwal konferensi pers dari komisi ekonomi China Selasa ini.
Indonesia
Di pasar domestik, indeks IDX80 menguat 0.20% dengan sektor teknologi mencatat penguatan tertinggi. Sementara itu investor asing mencatat penjualan bersih IDR796 miliar di pasar saham. Pasar obligasi melemah 0.39% seiring dengan imbal hasil SBN 10Y naik dari 6.64% ke 6.72%. Nilai tukar Rupiah melemah 1.26% ke level 15,680 /USD di tengah sentimen risk-off global dan penguatan USD. BI menyatakan melakukan intervensi di pasar spot, NDF, dan obligasi untuk stabilisasi pasar. Data cadangan devisa turun ke USD149.9 miliar di September, dari USD150.2 miliar di bulan sebelumnya.
8 Oktober 2024
Global
Pasar saham Amerika Serikat melemah dibayangi oleh naiknya imbal hasil US Treasury dan kekhawatiran konflik Timur Tengah. Imbal hasil UST 10Y naik menyentuh level 4% untuk pertama kalinya sejak bulan Juli seiring dengan ekspektasi The Fed tidak akan memangkas suku bunga dengan agresif menyusul data tenaga kerja AS yang kuat. Pasar memperkirakan The Fed akan memangkas FFR 50 bps hingga akhir 2024, lebih gradual dari ekspektasi sebelumnya yang mencapai 100bps. Sementara itu harga minyak Brent naik menyentuh USD80/bbl di tengah ketidakpastian kondisi Timur Tengah. Pasar menantikan retaliasi Israel terhadap serangan rudal dari Iran pekan lalu. Indeks S&P 500 ditutup turun 0.96% dengan seluruh sektor melemah kecuali sektor energi.
Asia
Pasar saham kawasan Asia mencatat kinerja positif, mengakhiri pelemahan tiga hari beruntun. Indeks MSCI Asia Pacific menguat 0.94% dengan sektor IT menjadi kontributor penguatan indeks. Pasar Jepang juga menjadi kontributor, dengan indeks Topix menguat 1.68%, melanjutkan penguatan seiring dengan pelemahan Yen. Pasar menantikan detil stimulus tambahan dari pemerintah China, di mana terdapat jadwal konferensi pers dari komisi ekonomi China Selasa ini.
Indonesia
Di pasar domestik, indeks IDX80 menguat 0.20% dengan sektor teknologi mencatat penguatan tertinggi. Sementara itu investor asing mencatat penjualan bersih IDR796 miliar di pasar saham. Pasar obligasi melemah 0.39% seiring dengan imbal hasil SBN 10Y naik dari 6.64% ke 6.72%. Nilai tukar Rupiah melemah 1.26% ke level 15,680 /USD di tengah sentimen risk-off global dan penguatan USD. BI menyatakan melakukan intervensi di pasar spot, NDF, dan obligasi untuk stabilisasi pasar. Data cadangan devisa turun ke USD149.9 miliar di September, dari USD150.2 miliar di bulan sebelumnya.
Seeking Alpha Juli 2025: Dinamika global dan implikasinya bagi pasar Indonesia
Seeking Alpha
Monthly Market Review Juni 2025
Monthly Market Review
IDB: Potensi tarif AS di sektor tembaga dan farmasi
Investment Daily Bread