13 Juni 2025
Global
Euforia kesepakatan AS - China sudah berlalu dan pasar kembali mencerna data inflasi yang lebih rendah dari ekspektasi, membangkitkan wacana dan harapan peningkatan ruang pemangkasan FFR. S&P +0.38%, DJIA +0.31%, Nasdaq +0.24%. Fokus terhadap ruang pemangkasan FFR juga semakin meningkat setelah rilis data indeks harga produsen kemarin malam yang juga mengafirmasi jinaknya inflasi. PPI bulan Mei naik 0.1%, lebih rendah dari konsensus 0.2%. Imbal hasil UST turun ke +4.36%. Di akhir pekan ini, pasar akan menantikan rilis data indeks keyakinan konsumen University of Michigan. Dari sisi emiten, saham Boeing menjadi pemberat utama kinerja S&P, melemah hampir -5% terkait kecelakaan Air India kemarin sore.
Asia
Pasar Asia berfluktuasi, sepanjang hari kemarin indeks MSCI Asia Pasifik bergerak antara -0.20% sampai +0.30% dan akhirnya ditutup melemah kembali sebesar -0.18%. Seperti di AS, euforia perundingan London mulai pudar. Pasar menyadari walaupun tarif resiprokal ratusan persen tidak akan terjadi, pada akhirnya tetap saja tarif perdagangan AS - China ke depan akan jauh lebih tinggi dibandingkan era pre-Trump. Indeks China CSI300 -0.1%, sementara indeks Hang Seng -1.4%. Berita lain, presiden Trump juga menyatakan dalam dua tiga minggu ke depan, level tarif untuk negara-negara lain akan segera ditentukan oleh AS secara unilateral. Tampaknya negosiasi-negosiasi perdagangan lanjutan hanya akan terjadi antara AS dengan mitra-mitra utama saja seperti Uni Eropa, Kanada, Meksiko, China, Inggris.
Indonesia
Setelah menguat 3 hari berturut, pasar saham berbalik arah. IDX80 -0.41%, LQ45 -0.32%. Komentar Trump mengenai penetapan tarif sepihak (unilateral) kembali menimbulkan ketidakpastian baru. Dari dalam negeri, rilis data IKK juga menjadi pemberat. Indeks Keyakinan Konsumen bulan Mei berada di level 117.5 (kembali turun dari bulan sebelumnya 121.7) dan merupakan level terendah dalam 3 tahun terakhir. Di pasar saham, investor asing mencatatkan penjualan bersih IDR282 miliar. Di lain pihak, data inflasi AS dan turunnya imbal hasil UST membuat pasar obligasi melanjutkan penguatan. Imbal hasil obligasi negara 10Y turun ke level 6.69%, sementara Rupiah stabil di kisaran 16235 per Dolar AS.
13 Juni 2025
Global
Euforia kesepakatan AS - China sudah berlalu dan pasar kembali mencerna data inflasi yang lebih rendah dari ekspektasi, membangkitkan wacana dan harapan peningkatan ruang pemangkasan FFR. S&P +0.38%, DJIA +0.31%, Nasdaq +0.24%. Fokus terhadap ruang pemangkasan FFR juga semakin meningkat setelah rilis data indeks harga produsen kemarin malam yang juga mengafirmasi jinaknya inflasi. PPI bulan Mei naik 0.1%, lebih rendah dari konsensus 0.2%. Imbal hasil UST turun ke +4.36%. Di akhir pekan ini, pasar akan menantikan rilis data indeks keyakinan konsumen University of Michigan. Dari sisi emiten, saham Boeing menjadi pemberat utama kinerja S&P, melemah hampir -5% terkait kecelakaan Air India kemarin sore.
Asia
Pasar Asia berfluktuasi, sepanjang hari kemarin indeks MSCI Asia Pasifik bergerak antara -0.20% sampai +0.30% dan akhirnya ditutup melemah kembali sebesar -0.18%. Seperti di AS, euforia perundingan London mulai pudar. Pasar menyadari walaupun tarif resiprokal ratusan persen tidak akan terjadi, pada akhirnya tetap saja tarif perdagangan AS - China ke depan akan jauh lebih tinggi dibandingkan era pre-Trump. Indeks China CSI300 -0.1%, sementara indeks Hang Seng -1.4%. Berita lain, presiden Trump juga menyatakan dalam dua tiga minggu ke depan, level tarif untuk negara-negara lain akan segera ditentukan oleh AS secara unilateral. Tampaknya negosiasi-negosiasi perdagangan lanjutan hanya akan terjadi antara AS dengan mitra-mitra utama saja seperti Uni Eropa, Kanada, Meksiko, China, Inggris.
Indonesia
Setelah menguat 3 hari berturut, pasar saham berbalik arah. IDX80 -0.41%, LQ45 -0.32%. Komentar Trump mengenai penetapan tarif sepihak (unilateral) kembali menimbulkan ketidakpastian baru. Dari dalam negeri, rilis data IKK juga menjadi pemberat. Indeks Keyakinan Konsumen bulan Mei berada di level 117.5 (kembali turun dari bulan sebelumnya 121.7) dan merupakan level terendah dalam 3 tahun terakhir. Di pasar saham, investor asing mencatatkan penjualan bersih IDR282 miliar. Di lain pihak, data inflasi AS dan turunnya imbal hasil UST membuat pasar obligasi melanjutkan penguatan. Imbal hasil obligasi negara 10Y turun ke level 6.69%, sementara Rupiah stabil di kisaran 16235 per Dolar AS.
IDB: Inflasi produsen AS melonjak
Investment Daily Bread
IDB: Arus dana asing mengangkat pasar domestik dan Rupiah
Investment Daily Bread
IDB: Inflasi AS sesuai ekspektasi memperkuat harapan penurunan suku bunga
Investment Daily Bread