Skip to main content
Back

Turunnya Fed Funds Rate dengan outlook tentatif

3 November 2025


Pasar saham Amerika Serikat bergerak fluktuatif pekan lalu di tengah dinamika outlook kebijakan The Fed, rilis laporan earnings emiten, dan negosiasi dagang AS - China. The Fed memangkas Fed Funds Rate sebesar 25bps sesuai ekspektasi pasar ke level 3.75% - 4.0% di tengah pelemahan sektor tenaga kerja AS. Namun terdapat ketidakpastian outlook, setelah Fed Chair Powell meredam ekspektasi pemangkasan suku bunga untuk Desember, mengutarakan masih terdapat perbedaan pendapat internal terkait outlook untuk inflasi, tenaga kerja, dan kebijakan suku bunga. Imbal hasil UST 10Y naik dari 4.00% ke 4.07% pekan lalu. Sementara itu dari sisi earnings, pasar merespons negatif rencana belanja modal AI dari Meta dan Microsoft yang melonjak besar (total digabung USD78 miliar, naik 90% YoY) membuat pasar mempertanyakan potensi 'AI bubble' ke depannya. AS dan China sepakat untuk menghentikan eskalasi konflik dagang lebih lanjut untuk 1 tahun ke depan. China setuju untuk menunda pengetatan ekspor rare earth material, sementara AS menunda pengetatan ekspor chip dan tarif terhadap China turun dari 57% menjadi 47%. Pasar memandang kesepakatan ini sebagai penundaan sementara yang tidak menyelesaikan perselisihan dagang kedua negara. Secara keseluruhan indeks S&P 500 ditutup naik +0.71%.

Pasar saham kawasan Asia menguat pekan lalu dengan indeks MSCI Asia Pacific ditutup +1.08%. Pasar saham Korea Selatan mencatat kinerja unggul (indek Kospi +4.2%) didukung oleh laporan earnings emiten teknologi Korea Selatan seperti SK Hynix dan Samsung Electronics yang lebih tinggi dari ekspektasi pasar. Selain itu Korea Selatan mencapai kesepakatan dagang dengan AS, menurunkan tarif dari 25% menjadi 15%, sementara Korea Selatan berkomitmen untuk investasi USD350 miliar di AS. Sementara itu pasar China dan Hong Kong melemah pekan lalu dipengaruhi oleh kekecewaan pasar dari hasil rapat Fourth Plenum yang tidak menunjukkan rencana spesifik untuk mendukung konsumsi domestik. Selain itu kesepakatan AS - China yang kurang konklusif juga gagal mengangkat sentimen di pasar.

Pasar saham domestik bergerak fluktuatif pekan lalu dibayangi oleh  kabar lembaga penyusun indeks MSCI akan meninjau ulang metodologi perhitungan free float saham Indonesia, yang dikhawatirkan dapat menyebabkan bobot Indonesia dalam indeks MSCI turun dan menyebabkan keluarnya dana asing. Saat ini MSCI membuka periode konsultasi hingga 31 Desember, dan pengumuman hasil di 30 Januari 2026, dengan rencana implementasi di Mei 2026. Sementara itu investor asing mencatat pembelian bersih IDR5.5 triliun di pasar saham. Indeks IDX80 naik +0.17% sementara IHSG -1.30%. Indeks obligasi BINDO ditutup turun -0.01% dengan imbal hasil SBN 10Y naik dari 5.99% ke 6.07%.

 

 

Unduh Dokumen

 

 

Lihat semua

 

 

Unduh Dokumen

 

 

Siaran Pers

Manulife Wealth & Asset Management Akuisisi Schroders Indonesia. Selengkapnya.

View more
Siaran Pers

Manulife Wealth & Asset Management Akuisisi Schroders Indonesia. Selengkapnya.

View more