9 Desember, 2022
Global – Pasar saham Amerika Serikat bangkit setelah 5 hari berturut-turut sebelumnya melemah. S&P +0.75% dengan seluruh sektor mengalami kenaikan kecuali energi dan komunikasi. Sementara DJIA +0.55% dan Nasdaq +1.13%. Data-data ketenagakerjaan mulai menunjukkan pelemahan gradual. Data terakhir Initial Jobless Claim naik 4000 menjadi 230 ribu, dan Continuing Jobless Claim naik 62 ribu menjadi 1.7 Juta orang. Terjadinya ‘cooling down’ di pasar tenaga kerja membuat pasar berharap bahwa The Fed hanya akan menaikkan suku bunga 50 bps pada rapat tanggal 13 -14 mendatang. Imbal hasil UST 10Y ditutup di level 3.48%.
Asia – Di tengah sentimen negatif yang melanda Asia terkait potensi resesi global, pelonggaran peraturan COVID di kawasan Greater China menjadi penyeimbang sentimen pasar Asia. Diberitakan Hong Kong sedang mempertimbangkan relaksasi penggunaan masker dan periode karantina pendatang. Di China, sehari setelah pengumuman isolasi COVID dapat dilakukan di rumah, pemerintah mengeluarkan panduan resmi perawatan pasien di rumah, melegakan masyarakat yang sebelumnya masih skeptis atas berita tersebut. Indeks Hang Seng menguat 3.38%%, dengan saham saham penerbangan, kasino, dan ritel melesat. Secara keseluruhan MSCI Asia Pacific menguat 0.76%.
Indonesia – IHSG ditutup melemah 0.21% ke level 6804 di sesi yang sangat fluktuatif dan sempat sebelumnya turun ke level 6700-an. Sektor energi dan consumer discretionary menjadi pemberat utama, sementara sektor kesehatan menjadi yang terunggul. Imbal hasil obligasi pemerintah 10Y ditutup di level 6.96%.
*Menggunakan data penutupan 7 Desember 2022
Catatan: Penulisan angka pada publikasi ini menggunakan format Bahasa Inggris. Sumber: Bloomberg.
IDB: Inflasi AS lebih tinggi dari ekspektasi
Investment Daily Bread
IDB: Pasar menantikan data inflasi AS
Investment Daily Bread
IDB: Pasar kecewa tidak ada pengumuman stimulus China tambahan
Investment Daily Bread
*Menggunakan data penutupan 7 Desember 2022
Catatan: Penulisan angka pada publikasi ini menggunakan format Bahasa Inggris. Sumber: Bloomberg.