Skip to main content
Back

Bursa Saham Asia Menguat di Minggu Ketiga

13 September, 2021

Pekan Lalu

Sentimen risk off menekan bursa saham Amerika Serikat – indeks S&P 500 turun 1.69%, Dow Jones turun 2.15% dan Nasdaq turun 1.61% – di mana investor meninjau kembali outlook ekonomi setelah pasar saham terus mencetak rekor tertinggi khususnya di tengah peningkatan kasus Covid-19 yang dapat menganggu pembukaan kembali ekonomi. Bank sentral Eropa akan mengurangi pembelian aset di Q4-2021. Presiden ECB Christine Lagarde mengatakan perubahan ini sebagai proses rekalibrasi, bukan tapering. Dalam berita geopolitik, penasihat ekonomi utama Biden bertemu pada akhir pekan kemarin untuk membahas penyelidikan baru terhadap subsidi China dan dampaknya terhadap ekonomi AS sebagai cara untuk menekan Beijing dalam hal perdagangan. Data ekonomi yang dirilis adalah klaim pengangguran turun ke 310 ribu, lebih baik dari ekspektasi 335 ribu. PPI (Aug) tumbuh 8.3% YoY merupakan level tertinggi dalam 40 tahun disebabkan oleh gangguan rantai pasokan yang menekan biaya produksi menjadi lebih tinggi. Imbal hasil UST 10 tahun naik menjadi 1.34% dari penutupan pekan sebelumnya 1.32%. 

Pasar saham kawasan Asia melanjutkan tren penguatan di minggu ketiga, di mana indeks MSCI Asia Pacific menguat 0.79% pekan lalu. Pergantian pemerintahan di Jepang mendorong optimisme pengangan pandemi lebih baik di Jepang, dan rebound sektor teknologi China pun mendukung kinerja pasar. Saham Alibaba dan Tencent menjadi kontributor kenaikan terbesar di hari pekan setelah laporan surat kabar mengklarifikasi bahwa pemerintah China hanya memperlambat bukan menghentikan persetujuan game baru. Rilis data ekonomi China menunjukkan CPI (Aug) turun ke level 0.8% YoY dari sebelumnya 1.0%. 

Pasar saham Indonesia turun tertekan aksi jual investor domestik, IHSG turun 0.52%, di mana Investor asing membukukan pembelian bersih senilai IDR1.10 triliun. Imbal hasil obligasi pemerintah IDR tenor 10 tahun naik ke level 6.13% dari penutupan pekan sebelumnya 6.09%. Cadangan devisa (Aug) naik ke level USD144.80 miliar yang merupakan level tertinggi   sepanjang sejarah. Indeks keyakinan konsumen (Aug) turun ke level 77.3 yang merupakan level terendah sejak 2005. Kekhawatiran terkait pekerjaan dan tingkat penghasilan di tengah restriksi mobilitas dan kondisi pandemi merupakan faktor yang menekan optimisme konsumen.

Pekan Ini

​Pekan ini pasar akan memperhatikan rilis data ekonomi penting dari AS, China dan Indonesia. Untuk Indonesia, diperkirakan neraca perdagangan bulan Agustus akan mencatatkan surplus sebesar USD2.40 miliar di mana ekspor tumbuh 36.9% YoY dan impor tumbuh 45.10% YoY.

*Menggunakan data penutupan tanggal 10 September 2021

Catatan: Penulisan angka pada publikasi ini menggunakan format Bahasa Inggris. Sumber: Bloomberg.

 

Unduh Dokumen

Lihat semua