27 Mei 2024
Global
Pasar saham Amerika Serikat berfluktuasi selama beberapa hari terakhir, indeks acuan sempat terpuruk akibat kekhawatiran terhadap kebijakan Federal Reserve membayangi rilis kinerja pendapatan yang kuat namun kemudian menguat di akhir pekan setelah data menunjukkan konsumen AS mengurangi ekspektasi inflasi menjelang akhir bulan yang kembali meningkatkan sentimen terhadap prospek suku bunga. Risalah Federal Reserve menunjukkan bahwa pejabat The Fed berpendapat bahwa kebijakan suku bunga saat ini berada pada posisi yang baik dan menyatakan bahwa mereka bersedia untuk memperketat kebijakan lebih lanjut jika diperlukan. Data dari University of Michigan menunjukkan menurunnya ekspektasi konsumen pada kenaikan harga tahunan menjadi 3.3% dari sebelumnya 3.5%. Imbal hasil UST 10 tahun ditutup di level 4.46%.
Asia
Pasar saham Asia melanjutkan pelemahan di hari keempat karena saham teknologi melemah di tengah prospek suku bunga tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama di AS. TSMC dan Samsung melemah karena data ekonomi AS yang kuat dikhawatirkan dapat membuat The Fed menunda penurunan suku bunga di tahun ini. Meningkatnya ketegangan antara China dan Taiwan turut membebani sentimen di mana China mengadakan latihan militer terbesar dalam setahun di sekitar Taiwan. Menurunnya klaim pengangguran AS serta risalah pertemuan Fed yang cenderung hawkish menyebabkan pelaku pasar memundurkan ekspektasi penurunan suku bunga pertama di tahun ini.
Indonesia
Rapat Bank Indonesia memutuskan untuk mempertahankan BI-Rate sebesar 6.25%. Keputusan ini konsisten dengan kebijakan moneter pro-stability yaitu sebagai langkah pre-emptive dan forward looking untuk memastikan inflasi tetap terkendali dalam sasaran 2.5±1% pada 2024 dan 2025, termasuk efektivitas dalam menjaga aliran masuk modal asing dan stabilitas nilai tukar Rupiah. Indeks IDX80 naik 0.47% dan indeks obligasi BINDO naik 0.11%. Investor asing di pasar saham membukukan penjualan bersih senilai IDR559.76 miliar. Imbal hasil obligasi SBN 10 tahun ditutup di level 6.93%.
27 Mei 2024
Global
Pasar saham Amerika Serikat berfluktuasi selama beberapa hari terakhir, indeks acuan sempat terpuruk akibat kekhawatiran terhadap kebijakan Federal Reserve membayangi rilis kinerja pendapatan yang kuat namun kemudian menguat di akhir pekan setelah data menunjukkan konsumen AS mengurangi ekspektasi inflasi menjelang akhir bulan yang kembali meningkatkan sentimen terhadap prospek suku bunga. Risalah Federal Reserve menunjukkan bahwa pejabat The Fed berpendapat bahwa kebijakan suku bunga saat ini berada pada posisi yang baik dan menyatakan bahwa mereka bersedia untuk memperketat kebijakan lebih lanjut jika diperlukan. Data dari University of Michigan menunjukkan menurunnya ekspektasi konsumen pada kenaikan harga tahunan menjadi 3.3% dari sebelumnya 3.5%. Imbal hasil UST 10 tahun ditutup di level 4.46%.
Asia
Pasar saham Asia melanjutkan pelemahan di hari keempat karena saham teknologi melemah di tengah prospek suku bunga tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama di AS. TSMC dan Samsung melemah karena data ekonomi AS yang kuat dikhawatirkan dapat membuat The Fed menunda penurunan suku bunga di tahun ini. Meningkatnya ketegangan antara China dan Taiwan turut membebani sentimen di mana China mengadakan latihan militer terbesar dalam setahun di sekitar Taiwan. Menurunnya klaim pengangguran AS serta risalah pertemuan Fed yang cenderung hawkish menyebabkan pelaku pasar memundurkan ekspektasi penurunan suku bunga pertama di tahun ini.
Indonesia
Rapat Bank Indonesia memutuskan untuk mempertahankan BI-Rate sebesar 6.25%. Keputusan ini konsisten dengan kebijakan moneter pro-stability yaitu sebagai langkah pre-emptive dan forward looking untuk memastikan inflasi tetap terkendali dalam sasaran 2.5±1% pada 2024 dan 2025, termasuk efektivitas dalam menjaga aliran masuk modal asing dan stabilitas nilai tukar Rupiah. Indeks IDX80 naik 0.47% dan indeks obligasi BINDO naik 0.11%. Investor asing di pasar saham membukukan penjualan bersih senilai IDR559.76 miliar. Imbal hasil obligasi SBN 10 tahun ditutup di level 6.93%.
IDB: Inflasi domestik kembali melandai
Baca selengkapnyaIWH: Pasar merespon positif nominasi menteri keuangan AS
Investment Weekly Highlights
IDB: Pemerintah menetapkan kenaikan UMP 2025 di 6.5%
Baca selengkapnya