10 November 2025
Pasar saham Amerika Serikat melemah pekan lalu di tengah kekhawatiran valuasi di sektor teknologi yang terlalu tinggi serta data ekonomi AS yang lemah. Indeks S&P 500 melemah -1.63% dengan sektor IT melemah terdalam. Sentimen pasar dibayangi oleh komentar dari CEO Morgan Stanley dan Goldman Sachs yang mengindikasikan terdapat potensi konsolidasi di pasar dengan pelemahan lebih dari 10% setelah rally tinggi yang terjadi di pasar tahun ini. Selain itu pasar juga merespons negatif data PHK AS yang melonjak +175% YoY di Oktober mencapai 153 ribu berdasarkan data lembaga swasta Challenger, Gray & Christmas. Data Challenger secara historis cenderung volatil, namun menjadi perhatian pasar karena terbatasnya rilis data versi pemerintah imbas dari government shutdown. Di sisi lain, terdapat harapan kesepakatan untuk mengakhiri government shutdown AS. Senator partai Demokrat setuju terhadap proposal untuk anggaran pemerintah hingga akhir Januari 2026, walau belum ada kesepakatan terkait perpanjangan Affordable Act.
Di Asia, indeks MSCI Asia Pacific melemah -1.28% pekan lalu dipengaruhi oleh pelemahan di sektor IT. Kekhawatiran pasar terhadap valuasi sektor teknologi global juga mempengaruhi sentimen di saham teknologi Asia. Imbasnya, kinerja pasar saham di kawasan Asia Utara yang didominasi sektor teknologi cenderung melemah, dengan indeks Kospi Korea Selatan melemah terdalam -3.74%. Sementara itu pasar saham China dan Hong Kong ditutup positif setelah di pekan sebelumnya China mencapai kesepakatan dengan AS untuk 'gencatan senjata' selama satu tahun. Indeks CSI 300 China naik +0.82% dan indeks Hang Seng Hong Kong +1.29%. Namun data ekspor China mengalami kontraksi -1.1% YoY di Oktober, yang merupakan kontraksi pertama sejak Februari. Ekspor China ke dunia di luar AS tumbuh +3.1% YoY, namun tidak bisa memitigasi pelemahan ekspor ke AS -25%. Kondisi ini memberikan tantangan tambahan bagi China di tengah ekonomi domestik yang lemah.
Di domestik, PDB Indonesia tumbuh +5.04% YoY di 3Q-2025, turun dari 5.12% di kuartal sebelumnya, namun sedikit lebih baik dari ekspektasi pasar di 5.00%. Pertumbuhan ditopang oleh ekspor yang tumbuh +9.91% dan konsumsi pemerintah yang tumbuh +5.49%. Sementara itu pertumbuhan konsumsi rumah tangga melemah ke 4.89% yang merupakan terendah sejak 4Q-2023. Indeks saham IDX80 ditutup naik +3.06% pekan lalu, dengan investor asing mencatat pembelian bersih IDR3.45 triliun. Sementara itu indeks obligasi BINDO melemah -0.23% dengan imbal hasil SBN 10Y naik dari 6.07% ke kisaran 6.18%. Minat investor dalam lelang SUN pekan lalu menurun, dengan penawaran di IDR87.5 triliun, lebih rendah dari lelang sebelumnya di IDR117.5 triliun. Inflasi domestik naik ke level 2.86% YoY di Oktober dari sebelumnya 2.65%, imbas kenaikan harga emas perhiasan dan kelompok bahan pangan volatil.
IDB: Harapan government shutdown AS dapat berakhir
Investment Daily Bread
IDB: Tingkat PHK Amerika Serikat melonjak
Investment Daily Bread
IDB: Pertumbuhan PDB Indonesia melambat di 3Q-2025
Investment Daily Bread