Skip to main content
Back

Seeking Alpha November 2023 - Pasar Obligasi: Opportunity to lock the yield

13 November, 2023

Bulan ini kami mengetengahkan komentar pasar terkini dari Portfolio Manager, Fixed Income PT Manulife Aset Manajemen Indonesia, Laras Febriany

Pasar obligasi Indonesia mencatat pelemahan tiga bulan berturut-turut di periode Agustus hingga Oktober. Faktor apa yang membayangi kinerja pasar?

 

Imbal hasil US Treasury melonjak signifikan dari kisaran 3.7% di Juni mencapai 5% di Oktober yang menyebabkan gejolak di pasar obligasi dunia. Lonjakan tersebut dipicu oleh pandangan bank sentral AS (The Fed) yang mengindikasikan suku bunga dapat bertahan di level tinggi lebih lama dari perkiraan (higher for longer). Ekonomi AS yang kuat dikhawatirkan dapat menyebabkan inflasi bertahan di level yang cukup tinggi yaitu di atas target inflasi The Fed, sehingga suku bunga juga harus dipertahankan pada level yang tinggi. Selain itu lonjakan imbal hasil US Treasury juga dipicu oleh melebarnya defisit fiskal AS ke USD1.7 triliun di 2023 dari USD1.4 triliun di 2022 yang menyebabkan AS harus meningkatkan penerbitan obligasi, yang memberikan tekanan suplai obligasi ke pasar. Tidak hanya dari ekspektasi suku bunga saja, sentimen pasar juga dibebani oleh konflik di Timur Tengah yang mempengaruhi selera investasi pasar. 

 

The Fed mempertahankan suku bunga dua bulan berturut-turut di rapat FOMC November. Apakah ini menjadi sinyal bahwa The Fed sudah selesai menaikkan suku bunga?

 

The Fed mengindikasikan bahwa lonjakan imbal hasil UST membantu memperketat kondisi finansial dan mengurangi dorongan bagi The Fed untuk menaikkan suku bunga. Selain itu data ekonomi terkini AS terus menunjukkan pelemahan, seperti data perekrutan pekerja dan upah yang di bawah ekspektasi pasar, juga memperkuat pandangan kalau The Fed tidak akan lanjut menaikkan suku bunga. Saat ini pasar memperhitungkan The Fed sudah tidak akan lagi menaikkan suku bunga, dan bahkan melihat terdapat potensi suku bunga Fed bisa turun 100bps di 2024, lebih agresif dari The Fed yang memproyeksikan 25bps – 50bps. Walau demikian saat ini kami masih berhati-hati, karena ekspektasi pasar yang bergerak optimis terlalu cepat membuka risiko kekecewaan apabila realitas tidak sesuai ekspektasi. Kita perlu ingat bahwa The Fed masih belum menutup potensi kenaikan suku bunga kembali. Perlambatan lebih lanjut pada perekonomian AS menjadi indikator yang akan terus kami monitor untuk memastikan beralihnya kebijakan The Fed menjadi lebih akomodatif.

 

Bank Indonesia mengejutkan pasar dengan menaikkan suku bunga 25bps di Oktober. Bagaimana pandangan Anda terhadap arah kebijakan suku bunga BI ke depannya?

 

Kenaikan suku bunga BI di Oktober dipicu oleh tekanan dari global, di mana lonjakan imbal hasil US Treasury menyebabkan outflow dan menekan nilai tukar Rupiah, sehingga BI harus mengambil Langkah yang diperlukan untuk menjaga kestabilan Rupiah. Ke depannya, kebijakan BI akan bergantung pada stabilitas di pasar finansial global. Sikap The Fed yang lebih dovish dapat mendukung stabilitas pasar finansial global dan mengurangi tekanan bagi BI untuk menaikkan suku bunga lebih lanjut. Dengan asumsi The Fed sudah tidak lanjut menaikkan suku bunga, maka kami melihat suku bunga acuan BI akan tetap bertahan di level 6% untuk saat ini.

 

Imbal hasil SBN 10Y sempat menyentuh 6.1% di pertengahan tahun, namun melonjak ke 7.2% di tengah kondisi pasar yang fluktuatif di Oktober. Bagaimana Anda melihat arah level imbal hasil SBN 10Y ke depannya?

 

Arah imbal hasil SBN erat sekali hubungannya dengan pergerakan imbal hasil UST. Dengan ekspektasi The Fed sudah tidak menaikkan suku bunga, maka iklim di pasar obligasi diperkirakan akan lebih stabil. Di sisi lain, sepertinya terlalu cepat untuk melihat imbal hasil UST bisa kembali ke bawah 4% dalam waktu dekat ini seperti yang terjadi di pertengahan tahun karena defisit fiskal AS yang melebar dan penerbitan UST yang besar. Oleh karena itu, kami memandang imbal hasil SBN 10Y dapat relatif stabil di kisaran 6.5%-6.75%, namun tidak menutup kemungkinan imbal hasil tersebut dapat bertahan di area 6.5% dan bahkan tembus di bawah level tersebut pada akhir tahun ini apabila imbal hasil UST menunjukkan indikasi penurunan yang kuat dan stabil di bawah 4.5%, didukung dengan data-data AS yang menunjukkan pelemahan dan sinyal berakhirnya kebijakan kenaikan suku bunga yang semakin jelas dari The Fed. 

 

Bagaimana strategi pengelolaan portofolio Anda di tengah kondisi pasar seperti ini?

 

Di tengah kondisi pasar yang dinamis kami terus melakukan pengelolaan portofolio secara aktif untuk menjaga kinerja portofolio dan memanfaatkan momentum di pasar. Saat ini durasi portofolio secara taktis pada posisi overweight seiring dengan perbaikan sentimen di pasar. Kami terus mencermati perkembangan data ekonomi AS dan imbal hasil UST untuk terus menyesuaikan posisi portofolio. Kami juga memperhatikan kurva imbal hasil dan mencari seri obligasi pada tenor dan durasi tertentu yang memberikan valuasi yang menarik, baik seri benchmark maupun non-benchmark, dengan tetap mempertimbangkan faktor likuiditas pasar. 

 

Saran bagi investor di tengah kondisi pasar yang dinamis saat ini?

 

Di tengah kondisi pasar yang dinamis, penting sekali bagi investor untuk menjaga tingkat risiko portofolio. Salah satu caranya adalah dengan memiliki portofolio investasi yang terdiversifikasi dengan memiliki eksposur pada aset defensif dan growth. Reksa dana obligasi dapat dipertimbangkan oleh investor untuk memanfaatkan karakteristik defensif dari kelas aset obligasi. Kondisi imbal hasil obligasi yang tinggi saat ini dapat menjadi peluang bagi investor untuk “mengunci yield” di level yang menarik dan juga dapat menikmati potensi capital gain ketika suku bunga beranjak turun.

 

Unduh Dokumen

  • IDB: Data earnings yang mengecewakan menekan pasar global

    Investment Daily Bread

    Baca selengkapnya
  • IDB: Pertumbuhan ekonomi AS 2Q-24 lebih baik dari ekspektasi

    Investment Daily Bread

    Baca selengkapnya
  • IDB: Sentimen sektor teknologi mempengaruhi pasar global

    Investment Daily Bread

    Baca selengkapnya
Lihat semua

Waspada modus penipuan mengatasnamakan MAMI. Selengkapnya

View more

Pastikan untuk membeli Reksa Dana Manulife melalui MAMI atau mitra distribusi kami. 

View more

Waspada modus penipuan mengatasnamakan MAMI. Selengkapnya

View more

Pastikan untuk membeli Reksa Dana Manulife melalui MAMI atau mitra distribusi kami. 

View more