Skip to main content
Back

Outlook defisit fiskal AS melebar

24 Juni 2024

Indeks S&P 500 Amerika Serikat ditutup positif 0.61% pekan lalu, walau penguatan sektor teknologi memudar mendekati akhir pekan. Pasar meninjau kembali kekuatan rally pasar yang telah terus menguat sejak awal Mei. Imbal hasil UST 10Y naik dari 4.22% ke 4.25% pekan lalu di tengah revisi proyeksi defisit anggaran AS 2024 dari USD1.5 triliun menjadi USD1.9 triliun, memperhitungkan anggaran untuk program penghapusan student loan, serta bantuan untuk kawasan yang dalam konflik seperti di Ukraina, Timur Tengah, dan Taiwan. Sementara itu 7 negara Uni Eropa termasuk Perancis dan Italia mendapat peringatan karena defisit fiskalnya yang terlalu tinggi. Regulasi Uni Eropa membatasi tingkat utang di rasio 60% terhadap PDB dan defisit fiskal di 3%, sementara tingkat utang Perancis mencapai 110% dari PDB dan defisit anggaran di 5.5%. Bank sentral Swiss memangkas suku bunga untuk kedua kalinya tahun ini di tengah kondisi inflasi yang melandai dan untuk mengurangi apresiasi Swiss Franc. Sementara itu bank sentral Inggris mempertahankan tingkat suku bunga, namun mengindikasikan kemungkinan pemangkasan suku bunga ke depannya seiring inflasi yang telah turun ke level target.

 

Pasar saham kawasan Asia melemah pekan lalu di tengah data ekonomi China yang variatif. Data industrial production China tumbuh 5.6% YoY di Mei, lebih lemah dari bulan sebelumnya 6.7%, sementara penjualan ritel tumbuh 3.7% YoY di Mei, lebih kuat dari ekspektasi pasar. Bank sentral China (PBOC) mempertahankan 1Y dan 5Y loan prime rate di level 3.45% dan 3.95% sesuai dengan ekspektasi pasar. Namun gubernur PBOC mengindikasikan terdapat potensi suku bunga bisa diturunkan ke depannya untuk stimulasi permintaan kredit. Indeks MSCI Asia Pacific ditutup turun 0.19% pekan lalu dengan sektor consumer staples melemah terdalam, sementara sektor IT menjadi penopang kinerja indeks.

 

Di pasar domestik Bank Indonesia mempertahankan suku bunga di 6.25% sesuai dengan ekspektasi pasar. BI mengindikasikan fokus kebijakan pada stabilitas Rupiah dan akan tetap hadir di pasar untuk menjaga stabilitas Rupiah. BI memandang level fundamental Rupiah lebih kuat dari 16,000 dan pelemahan saat ini dipengaruhi oleh permintaan dolar yang kuat dari korporasi dan ketidakpastian outlook fiskal domestik. Kinerja ekspor menunjukkan peningkatan, tumbuh 2.86% YoY di Mei, lebih tinggi dari ekspektasi didukung oleh ekspor bijih logam dan perlengkapan mesin dan elektrik. Sementara itu impor turun -8.83% YoY sehingga neraca perdagangan mencatat surplus USD2.93 miliar lebih tinggi dari bulan sebelumnya USD2.72 miliar. Indeks saham IDX80 menguat 1.94% pekan lalu dengan investor mencatat pembelian bersih IDR329 miliar. Sektor infrastruktur dan keuangan menjadi penopang kinerja pasar, sementara sektor properti melemah terdalam. Indeks obligasi BINDO ditutup turun 0.30% pekan lalu di tengah volatilitas nilai tukar Rupiah dan kekhawatiran outlook fiskal.

 

 

 

Unduh Dokumen

 

 

  • IDB: Bank sentral China memangkas suku bunga

    Investment Daily Bread

    Baca selengkapnya
  • IWH: Pasar domestik menguat di tengah kondisi global yang fluktuatif

    Investment Weekly Highlights

    Baca selengkapnya
  • IDB: Pertumbuhan ekonomi China kembali melemah

    Investment Daily Bread

    Baca selengkapnya
Lihat semua

 

 

 

Unduh Dokumen