Optimisme negosiasi plafon utang AS mendorong pasar saham AS

29 Mei, 2023

​

​Pekan lalu​

Optimisme tercapainya kesepakatan plafon utang Amerika Serikat sebelum tenggat waktu mendorong sentimen yang lebih positif di pasar saham; S&P 500 naik 0.32% dan Nasdaq naik 2.51%. Di sisi lain data ekonomi yang cenderung resilien – lebih tinggi dibandingkan estimasi – memperkuat spekulasi bahwa Federal Reserve masih akan menaikkan suku bunga; klaim pengangguran (May 20) di level 229 ribu, PDB (1Q) direvisi naik menjadi 1.3% QoQ annualized dari sebelumnya 1.1%, Personal Spending (Apr) tumbuh 0.8% dan PCE Deflator (Apr) tumbuh 0.4% MoM dan 4.4% YoY. Imbal hasil UST 10 tahun ditutup naik menjadi 3.79% dari penutupan pekan sebelumnya 3.67%. 

Ketegangan geopolitik dan negosiasi plafon utang AS yang belum mencapai kesepakatan menekan pasar saham Asia, MSCI Asia Pacific turun 1.41%. Kementerian Ekonomi Perdagangan dan Industri Jepang menerbitkan pembatasan ekspor 23 jenis alat pembuat chip ke China. Langkah tersebut mengikuti lobi yang dilakukan oleh Amerika Serikat untuk membatasi kemampuan perusahaan China untuk membuat semikonduktor yang paling canggih. Saham semikonduktor Asia seperti TSMC dan Samsung naik di tengah kenaikan saham IT global dipicu oleh prospek bullish Nvidia untuk permintaan kecerdasan buatan. 

Sesuai dengan ekspektasi pasar Bank Indonesia mempertahankan suku bunga di 5.75%. BI menyatakan bahwa stabilitas Rupiah menjadi perhatian dan akan menunggu stabilitas pasar finansial global sebelum memangkas suku bunga. Neraca pembayaran (1Q) melonjak menjadi USD6.5 miliar didorong surplus transaksi berjalan sebesar USD3.0 miliar (setara 0.9% dari PDB) dan surplus transaksi modal dan finansial sebesar USD3.4 miliar (setara 0.1% dari PDB). Pemerintah berencana untuk mengurangi penerbitan SBN tahun ini setelah APBN mencatat surplus 4 bulan berturut-turut. Surplus anggaran mencapai IDR234 triliun (1.12% dari PDB). IHSG melemah 0.20% sementara BINDO menguat 0.14%. Investor asing di pasar saham membukukan pembelian bersih senilai IDR2.18 triliun. Imbal hasil obligasi pemerintah IDR tenor 10 tahun ditutup tidak berubah di level 6.43%.