Neraca perdagangan Indonesia surplus selama 38 bulan beruntun

18 Juli, 2023

Global – Bursa saham Amerika Serikat melanjutkan penguatan di hari Senin; S&P 500 naik 0.39%, Dow Jones naik 0.22% dan Nasdaq naik 0.93%. Perhatian pasar tertuju pada laporan pendapatan perusahaan, bagaimana menavigasi  tekanan dari inflasi dan suku bunga. Perusahaan pada S&P 500 diperkirakan akan membukukan penurunan laba sebesar 9% pada kuartal dua. Data yang dirilis China mengisyaratkan kalau pemulihan ekonomi kehilangan momentum dan memunculkan kembali kekhawatiran efeknya terhadap permintaan global. Dalam sebuah wawancara dengan Bloomberg, Menteri Keuangan Janet Yellen mengatakan bahwa perlambatan ekonomi China dapat memicu efek lanjutan pada ekonomi dunia, namun AS tampaknya akan menghindari resesi. Imbal hasil UST 10 tahun ditutup turun ke level 3.80%. 

Asia – Bursa saham Asia melemah karena pertumbuhan ekonomi China yang lebih lambat dari perkiraan membebani pasar saham. Perdagangan di Hong Kong dibatalkan karena topan. MSCI Asia Pacific turun 0.28%. Data PDB China kuartal dua menunjukkan bahwa ekonomi China tumbuh lebih lambat dibandingkan perkiraan sebesar 6.3% YoY vs estimasi 7.1%. Perlambatan pada belanja konsumen yang menjadi penopang utama pertumbuhan melambat. Penjualan ritel bulan Juni naik 3.1% YoY, lebih rendah dari bulan sebelumnya 12.7%. 

Indonesia – Neraca perdagangan Juni membukukan surplus lebih tinggi dari estimasi sebesar USD3.46 miliar. Ekspor mengalami kontraksi lebih dalam dibandingkan impor, masing-masing sebesar -21.18% YoY dan -18.35% YoY. Surplus perdagangan lebih banyak ditopang oleh surplus komoditas non migas. IHSG terkoreksi tipis 0.04%, sementara BINDO menguat tipis 0.01%. Investor asing di pasar saham membukukan pembelian bersih senilai IDR1.20 triliun. Imbal hasil obligasi pemerintah IDR tenor 10 tahun naik ke level 6.20%.