4 Juni 2024
Global
Pasar saham Amerika Serikat mencatatkan penguatan di hari kedua karena kenaikan saham teknologi mengimbangi penurunan saham energi setelah lemahnya data manufaktur menghidupkan kembali kekhawatiran atas perlambatan ekonomi. Produsen minyak dan gas dari Exxon Mobil Corp hingga Chevron Corp. turun di tengah anjloknya harga minyak mentah. Aktivitas pabrik di AS menyusut di bulan Mei dengan laju yang cepat karena produksi mengalami stagnasi dan jumlah pesanan mengalami penurunan terbesar dalam hampir dua tahun. ISM Manufacturing (May) berada pada level 48.7. Imbal hasil UST 10 tahun turun ke level 4.38%.
Asia
Saham teknologi memimpin penguatan di pasar saham Asia karena harapan penurunan suku bunga dan rencana chip baru Nvidia memicu sentimen risk on. Nvidia mengumumkan rencana untuk meng-upgrade akselerator AI-nya setiap tahun, sehingga meningkatkan saham pemasoknya di Asia. Sentimen kembali meningkat seiring dengan melambatnya inflasi AS yang menghidupkan kembali spekulasi bahwa Federal Reserve akan menurunkan suku bunga. Pasar Asia juga mendapat dorongan tambahan dari India, di mana harga saham melonjak ke level tertinggi sepanjang masa karena jajak pendapat memperkirakan kemenangan besar Perdana Menteri Narendra Modi dalam pemilihan umum.
Indonesia
Dipengaruhi oleh penurunan harga makanan, minuman, tembakau dan tarif transportasi, pada bulan Mei terjadi deflasi sebesar 0.03% MoM. Laju tahunan turun menjadi 2.84% YoY dari bulan sebelumnya 3.00%. Sementara inflasi inti meningkat menjadi 1.93% YoY dari bulan sebelumnya 1.82%. Pencapaian PMI Manufaktur Indonesia pada bulan Mei masih cukup baik, berada pada area ekspansi sebesar 52.1 meski mengalami perlambatan dibandingkan bulan sebelumnya yang berada di angka 52.9. Aksi beli investor domestik mendorong IDX80 melonjak 1.65%, sementara indeks obligasi BINDO menguat 0.10%. Investor asing di pasar saham membukukan penjualan bersih senilai IDR243.45 miliar. Imbal hasil SBN 10 tahun turun ke level 6.89%.
4 Juni 2024
Global
Pasar saham Amerika Serikat mencatatkan penguatan di hari kedua karena kenaikan saham teknologi mengimbangi penurunan saham energi setelah lemahnya data manufaktur menghidupkan kembali kekhawatiran atas perlambatan ekonomi. Produsen minyak dan gas dari Exxon Mobil Corp hingga Chevron Corp. turun di tengah anjloknya harga minyak mentah. Aktivitas pabrik di AS menyusut di bulan Mei dengan laju yang cepat karena produksi mengalami stagnasi dan jumlah pesanan mengalami penurunan terbesar dalam hampir dua tahun. ISM Manufacturing (May) berada pada level 48.7. Imbal hasil UST 10 tahun turun ke level 4.38%.
Asia
Saham teknologi memimpin penguatan di pasar saham Asia karena harapan penurunan suku bunga dan rencana chip baru Nvidia memicu sentimen risk on. Nvidia mengumumkan rencana untuk meng-upgrade akselerator AI-nya setiap tahun, sehingga meningkatkan saham pemasoknya di Asia. Sentimen kembali meningkat seiring dengan melambatnya inflasi AS yang menghidupkan kembali spekulasi bahwa Federal Reserve akan menurunkan suku bunga. Pasar Asia juga mendapat dorongan tambahan dari India, di mana harga saham melonjak ke level tertinggi sepanjang masa karena jajak pendapat memperkirakan kemenangan besar Perdana Menteri Narendra Modi dalam pemilihan umum.
Indonesia
Dipengaruhi oleh penurunan harga makanan, minuman, tembakau dan tarif transportasi, pada bulan Mei terjadi deflasi sebesar 0.03% MoM. Laju tahunan turun menjadi 2.84% YoY dari bulan sebelumnya 3.00%. Sementara inflasi inti meningkat menjadi 1.93% YoY dari bulan sebelumnya 1.82%. Pencapaian PMI Manufaktur Indonesia pada bulan Mei masih cukup baik, berada pada area ekspansi sebesar 52.1 meski mengalami perlambatan dibandingkan bulan sebelumnya yang berada di angka 52.9. Aksi beli investor domestik mendorong IDX80 melonjak 1.65%, sementara indeks obligasi BINDO menguat 0.10%. Investor asing di pasar saham membukukan penjualan bersih senilai IDR243.45 miliar. Imbal hasil SBN 10 tahun turun ke level 6.89%.
IDB: Net sell asing menekan kinerja saham domestik
Investment Daily Bread
IDB: Pertumbuhan PDB Indonesia 4Q lebih baik dari ekspektasi
Investment Daily Bread
IDB: Retaliasi China terhadap tarif AS
Investment Daily Bread