Skip to main content
Back

IWH: Varian Delta & Risalah Fed Menekan Pasar Saham Global

23 Agustus, 2021

Pekan Lalu.

Meningkatnya penyebaran varian delta dan risalah rapat FOMC Fed bulan Juli yang mengindikasikan bank sentral dapat mulai melakukan tapering di tahun ini – apabila pemulihan ekonomi terus berlanjut sesuai ekspektasi – memberikan tekanan pada pasar saham Amerika Serikat, selama pekan kemarin S&P 500 turun 0.60%, Dow Jones turun 1.11% dan Nasdaq turun 0.73%. Pejabat Fed belum mencapai keputusan mengenai waktu dan besaran tapering, dimana pelaku pasar menantikan simposium Jackson Hole yang akan diadakan minggu ini untuk memberikan informasi lebih lanjut mengenai rencana kebijakan moneter Fed ke depannya. Data ekonomi yang diirlis adalah Retail Sales (Jul) mengalami kontraksi lebih dalam dari ekspektasi -1.1% MoM, Jobless Claims (Aug 14) turun ke 348 ribu dari pekan lalu 377 ribu. Imbal hasil UST 10 tahun turun ke level 1.25% dari penutupan pekan sebelumnya 1.27%. 

Bursa saham Asia melemah tertekan beberapa sentimen negatif seperti meningkatnya penyebaran varian delta, prospek tapering Fed dan berlanjutnya pengetatan kebijakan pemerintah China di beberapa industri, MSCI Asia Pacific turun 4.45% pekan lalu. Data ekonomi yang diirlis China adalah Retail Sales dan Industrial Production (Jul) yang tumbuh lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya, masing-masing sebesar 8.5% YoY dan 6.4% YoY. 

IHSG turut terkoreksi, mengalami pelemahan mingguan sebesar 1.77%. Investor asing di pasar saham membukukan pembelian bersih mingguan sebesar IDR1.90 triliun. Imbal hasil obligasi pemerintah IDR tenor 10 tahun naik ke level 6.37%. Sesuai dengan ekspektasi pasar Bank Indonesia mempertahankan suku bunga acuan pada 3.5%. BI menyatakan telah mempersiapkan rencana untuk memitigasi dampak dari Fed tapering untuk menghindari kondisi tantrum yang terjadi di 2013. Pemerintah kembali menekankan disiplin fiskal dalam RAPBN 2022, di mana defisit anggaran ditargetkan turun menjadi 4.85% dari PDB di 2022, lebih rendah dari target tahun ini 5.7%. Pertumbuhan PDB diperkirakan tumbuh pada 5-5.5% di 2022, naik dari 3.7-4.5% di 2021. Data ekonomi lainnya yang dirilis adalah neraca perdagangan (Jul) mencatatkan surplus USD2.59 miliar dan neraca berjalan (2Q) mencatatkan defisit sebesar USD2.2 miliar atau 0.8% dari PDB. 

 

Pekan Ini.

 

Pekan ini perhatian pasar akan tertuju pada simposium Jackson Hole serta rilis data sektor manufaktur dan jasa AS bulan Agustus yang masing-masing diperkirakan sebesar 62.3 dan 59.2. 

 

Unduh Dokumen

 

Lihat semua