Skip to main content
Back

Harapan soft landing AS

18 September, 2023

​Pekan lalu​

 

Pasar saham Amerika Serikat bergerak fluktuatif menantikan data inflasi Amerika Serikat dan dampaknya terhadap arah kebijakan suku bunga The Fed. Data inflasi AS menunjukkan sinyal yang variatif, dengan inflasi umum naik 3.7% YoY dari sebelumnya 3.2%, namun inflasi inti turun dari 4.7% YoY ke 4.3%. Kenaikan inflasi umum dipengaruhi oleh naiknya harga minyak dunia, di mana minyak Brent terus melonjak mencapai USD93.93 per barel, level tertinggi sejak November 2022. Sementara itu data ekonomi AS menunjukkan sinyal yang resilien dengan penjualan ritel tumbuh 0.6% MoM (Aug)  lebih tinggi dari ekspektasi 0.1%. Secara keseluruhan, kondisi ini dipandang masih mendukung ekspektasi ekonomi AS dapat mencapai ‘soft landing’ di mana inflasi dapat melandai tanpa terjadinya resesi ekonomi. Indeks S&P 500 ditutup turun 0.16% pekan lalu dan imbal hasil UST 10Y naik dari 4.26% ke 4.33%. Bank sentral Eropa (ECB) menaikkan suku bunga acuan sebesar 25bps sesuai dengan ekspektasi pasar. ECB memberi sinyal bahwa siklus kenaikan suku bunga telah mencapai puncak karena pertumbuhan ekonomi yang melemah.

 

Di kawasan Asia, data ekonomi China yang membaik meningkatkan harapan bahwa kondisi terburuk telah dilalui di China. Penjualan ritel China tumbuh 4.6% YoY (Aug) lebih tinggi dari ekspektasi 3.0%, dan produksi industri juga tumbuh 4.5% YoY (Aug) lebih baik dari ekspektasi 3.9%. Bank sentral China memangkas giro wajib minimum perbankan sebesar 25bps untuk kedua kalinya tahun ini guna mendukung ekonomi. Secara keseluruhan indeks MSCI Asia Pacific ditutup naik 1.83% pekan lalu. 

 

Di pasar domestik, neraca perdagangan mencatat surplus USD3.1 miliar di Agustus, naik dari bulan sebelumnya USD1.3 miliar. Ekspor mengalami kontraksi -21.21% YoY dan impor -14.77% YoY. IHSG menguat 0.84% pekan lalu dengan investor asing mencatat penjualan bersih IDR1.8 triliun. Sementara itu pasar obligasi melemah 0.36% dengan imbal hasil obligasi pemerintah 10Y naik dari 6.55% ke 6.68%. Dalam lelang pertama instrumen baru SRBI, Bank Indonesia memenangkan IDR24.5 triliun, dengan total penawaran mencapai IDR29.9 triliun, mengindikasikan minat kuat dari pasar. Imbal hasil rata-rata untuk tenor 1Y di 6.4%, tenor 6M di 6.3%, dan tenor 9M di 6.39%.


Pekan ini

Perhatian pasar pekan ini tertuju pada rapat FOMC The Fed, terutama pada komentar terkait arah kebijakan suku bunga ke depannya. Konsensus Bloomberg memperkirakan Fed Funds Rate akan bertahan di 5.50%, namun data ekonomi yang tetap resilien dapat membuat The Fed untuk tetap membuka potensi kenaikan suku bunga lebih lanjut. Di pasar domestik, Bank Indonesia diperkirakan mempertahankan suku bunga acuan di level 5.75%.  

 

 

 

Unduh Dokumen

 

 

Lihat semua


Pekan ini

Perhatian pasar pekan ini tertuju pada rapat FOMC The Fed, terutama pada komentar terkait arah kebijakan suku bunga ke depannya. Konsensus Bloomberg memperkirakan Fed Funds Rate akan bertahan di 5.50%, namun data ekonomi yang tetap resilien dapat membuat The Fed untuk tetap membuka potensi kenaikan suku bunga lebih lanjut. Di pasar domestik, Bank Indonesia diperkirakan mempertahankan suku bunga acuan di level 5.75%.  

 

 

 

Unduh Dokumen