Skip to main content
Back

Fed indikasikan suku bunga dapat lebih tinggi namun kenaikan lebih gradual

7 November 2022

 

Pekan lalu

Pasar saham Amerika Serikat melemah pekan lalu setelah Ketua The Fed Jerome Powell mengatakan suku bunga dapat naik lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya. Di sisi lain Powell mengindikasikan besaran kenaikan suku bunga dapat lebih kecil ke depannya, mempertimbangkan efek tertunda dari kenaikan suku bunga kumulatif yang telah dilakukan terhadap ekonomi. Sementara itu data tenaga kerja AS tetap kuat, di mana nonfarm payroll Oktober mencatat 261 ribu pekerja baru, lebih tinggi dari ekspektasi 193 ribu, sehingga diperkirakan belum akan mempengaruhi arah kebijakan The Fed. Terlepas dari sektor tenaga kerja yang tetap kuat, sektor manufaktur dan jasa AS mulai mengalami pelemahan, di mana data IS manufacturing dan ISM services menurun di Oktober. Indeks S&P 500 melemah 3.35% pekan lalu dan indeks Dow Jones melemah 1.40%. Imbal hasil UST 10Y naik dari 4.01% menjadi 4.16%.

Pasar saham kawasan Asia menguat pekan lalu didukung oleh kinerja pasar Greater China yang dipicu oleh rumor bahwa China mempertimbangkan untuk merevisi kebijakan Covid Zero. Indeks Shanghai menguat 5.31% pekan lalu dan indeks Hong Kong menguat 8.73% merespon rumor tersebut. Data ekonomi China tetap tertekan di tengah kebijakan Covid Zero, di mana Caixin PMI manufaktur Oktober di 49.2 dan PMI jasa di 48.4, keduanya pada zona kontraksi. Secara keseluruhan indeks MSCI Asia Pacific ditutup naik 3.38% pekan lalu.

Pasar domestik bergerak fluktuatif pekan lalu menantikan rapat FOMC The Fed. IHSG ditutup turun 0.15% dengan sektor material mencatat kinerja terbaik sementara sektor perindustrian mencatat pelemahan terdalam. Investor asing mencatat pembelian bersih IDR831 miliar. Sementara itu pasar obligasi ditutup naik 0.23% dengan imbal hasil obligasi pemerintah 10Y turun dari 7.53% ke 7.47%. Nilai tukar Rupiah menjadi perhatian yang kembali melemah 1.18% ke level 15738 per USD di tengah penguatan USD terhadap mata uang global lain. Data ekonomi Indonesia tetap suportif dengan inflasi umum bulan Oktober melandai ke 5.71% YoY dari bulan sebelumnya 5.95%, walaupun inflasi inti masih sedikit meningkat dari 3.21% YoY di bulan September ke level 3.31% YoY.  Selain itu PMI Manufaktur bulan Oktober tetap ekspansif di level 51.8.

 

Pekan Ini

Pekan ini pasar akan memperhatikan data inflasi AS terutama setelah data tenaga kerja yang lebih kuat dari ekspektasi di pekan lalu. Konsensus memperkirakan inflasi tahunan turun ke level 7.9%. Di kawasan Asia pasar akan memperhatikan data perdagangan China, yang diekspektasi akan melemah seiring dengan kondisi pelemahan domestik dan global.

 

 

Unduh Dokumen

  • IDB: Data earnings yang mengecewakan menekan pasar global

    Investment Daily Bread

    Baca selengkapnya
  • IDB: Pertumbuhan ekonomi AS 2Q-24 lebih baik dari ekspektasi

    Investment Daily Bread

    Baca selengkapnya
  • IDB: Sentimen sektor teknologi mempengaruhi pasar global

    Investment Daily Bread

    Baca selengkapnya
Lihat semua

 

Pekan Ini

Pekan ini pasar akan memperhatikan data inflasi AS terutama setelah data tenaga kerja yang lebih kuat dari ekspektasi di pekan lalu. Konsensus memperkirakan inflasi tahunan turun ke level 7.9%. Di kawasan Asia pasar akan memperhatikan data perdagangan China, yang diekspektasi akan melemah seiring dengan kondisi pelemahan domestik dan global.

 

 

Unduh Dokumen

Waspada modus penipuan mengatasnamakan MAMI. Selengkapnya

View more

Pastikan untuk membeli Reksa Dana Manulife melalui MAMI atau mitra distribusi kami. 

View more

Waspada modus penipuan mengatasnamakan MAMI. Selengkapnya

View more

Pastikan untuk membeli Reksa Dana Manulife melalui MAMI atau mitra distribusi kami. 

View more