14 April 2025
Pasar saham Amerika Serikat bergerak fluktuatif pekan lalu dibayangi oleh dinamika kebijakan tarif. Di awal pekan pasar melemah menantikan implementasi tarif resiprokal yang lebih tinggi dari ekspektasi pasar. Namun sentimen pasar berbalik di pertengahan pekan, setelah Presiden Trump mengejutkan pasar dengan mengumumkan penundaan tarif resiprokal 90-hari untuk negara yang tidak melakukan retaliasi tarif, memberikan waktu untuk melakukan negosiasi. Indeks S&P 500 ditutup positif +5.7% pekan lalu dan indeks Nasdaq +2.8%. Sementara itu imbal hasil UST 10Y naik dari 4.0% menjadi 4.49% dipengaruhi oleh kekhawatiran pasar terhadap kebijakan ekonomi AS. Sementara itu data inflasi AS melandai di Maret ke level -0.1% MoM/2.4% YoY, turun dari bulan sebelumnya. Risalah rapat FOMC The Fed di Maret mengindikasikan kekhawatiran pejabat The Fed terhadap pertumbuhan ekonomi dan inflasi karena kebijakan tarif. The Fed mengindikasikan sikap yang berhati-hati dalam menurunkan suku bunga.
Pasar saham kawasan Asia mencatat kinerja negatif pekan lalu, dengan indeks MSCI Asia Pacific turun -2.8%. Pasar dibayangi kekhawatiran dari eskalasi tarif antara AS - China yang terus meningkat, setelah Presiden Trump mengecualikan China dari penangguhan tarif 90-hari. AS menaikkan tarif terhadap China menjadi total 145%, sebaliknya China juga melakukan retaliasi tarif 125% terhadap impor dari AS. Namun di akhir pekan, Presiden Trump mengumumkan smartphone, komputer, dan produk elektronik akan dikecualikan dari tarif resiprokal terhadap China, memberikan waktu bagi perusahaan untuk memindahkan basis produksi ke AS. Namun Trump menekankan bahwa tarif 20% tetap berlaku untuk produk-produk tersebut. Pekan ini pasar akan menantikan rilis data pertumbuhan ekonomi China 1Q-2025, di mana proyeksi konsensus memperkirakan pertumbuhan di 5.2%.
Pasar saham dan obligasi domestik melemah di perdagangan pekan pertama pasca libur Lebaran. Indeks IDX80 turun -3.5% dan indeks obligasi BINDO -0.08%. Pasar dikejutkan oleh tarif resiprokal yang diterapkan AS terhadap Indonesia yang mencapai 32%. Pemerintah merespons dengan mengirim delegasi ke Washington untuk membuka perundingan dengan AS. Presiden Prabowo mengatakan Indonesia dapat mengurangi restriksi impor dan membeli lebih banyak produk AS untuk mengurangi surplus perdagangan dengan AS. Investor asing mencatat penjualan bersih IDR5.8 triliun di pasar saham pekan lalu. Seluruh sektor melemah, dengan sektor teknologi melemah terdalam. Imbal hasil SBN 10Y naik dari 7.0% ke 7.07%, dan nilai tukar Rupiah melemah -1.4% terhadap USD ke level 16795.
Seeking Alpha Mei 2025: Menunggu hasil negosiasi tarif
Seeking Alpha
IDB: Presiden Trump Umumkan Kesepakatan AS - Inggris
Investment Daily Bread
IDB: The Fed mempertahankan suku bunga
Investment Daily Bread