3 Juni 2025
Global
Pasar saham Amerika Serikat menguat dengan indeks S&P 500 +0.41% didukung penguatan sektor teknologi dan energi. Sentimen pasar didukung oleh kabar dari White House bahwa Presiden Trump dan Presiden Xi akan berdialog pekan ini setelah sebelumnya saling menuduh pelanggaran kesepakatan. Sementara itu Uni Eropa mengindikasikan akan menerapkan retaliasi apabila AS menaikkan tarif terhadap baja dan aluminium menjadi 50%. Sektor energi mencatat kinerja positif didukung oleh kabar pemerintah AS akan mencabut larangan pengeboran minyak di Alaska dari era Biden. Data ISM Manufacturing AS melemah di Mei dari 48.7 menjadi 48.5.
Asia
Pasar saham kawasan Asia melemah dibayangi oleh kekhawatiran meningkatnya tensi AS - China, di mana kedua pihak saling menuduh terdapat pelanggaran dari kesepakatan dagang awal. Indeks MSCI Asia Pacific ditutup -0.12% dengan sektor IT melemah terdalam.
Indonesia
Di domestik, BPS umumkan deflasi -0.37% MoM di Mei dari inflasi +1.17% MoM di bulan sebelumnya. Secara tahunan inflasi turun ke 1.60% YoY dari bulan sebelumnya 1.95%, dan inflasi inti turun dari 2.5% YoY ke 2.4% YoY. Deflasi terutama disebabkan oleh turunnya harga pangan seperti cabai dan bawang. Sementara itu surplus neraca perdagangan menyempit di April ke USD159 juta dari bulan sebelumnya USD4.3 miliar. Penurunan terutama karena impor yang tumbuh 21.84% YoY diperkirakan sebagai mitigasi risiko tarif global. Sementara itu ekspor hanya tumbuh 5.76% YoY. Indeks IDX80 ditutup -1.87% dengan investor asing mencatat penjualan bersih IDR2.8 triliun. Indeks obligasi BINDO ditutup flat, dengan imbal hasil SBN 10Y naik dari 6.83% ke 6.86%.
3 Juni 2025
Global
Pasar saham Amerika Serikat menguat dengan indeks S&P 500 +0.41% didukung penguatan sektor teknologi dan energi. Sentimen pasar didukung oleh kabar dari White House bahwa Presiden Trump dan Presiden Xi akan berdialog pekan ini setelah sebelumnya saling menuduh pelanggaran kesepakatan. Sementara itu Uni Eropa mengindikasikan akan menerapkan retaliasi apabila AS menaikkan tarif terhadap baja dan aluminium menjadi 50%. Sektor energi mencatat kinerja positif didukung oleh kabar pemerintah AS akan mencabut larangan pengeboran minyak di Alaska dari era Biden. Data ISM Manufacturing AS melemah di Mei dari 48.7 menjadi 48.5.
Asia
Pasar saham kawasan Asia melemah dibayangi oleh kekhawatiran meningkatnya tensi AS - China, di mana kedua pihak saling menuduh terdapat pelanggaran dari kesepakatan dagang awal. Indeks MSCI Asia Pacific ditutup -0.12% dengan sektor IT melemah terdalam.
Indonesia
Di domestik, BPS umumkan deflasi -0.37% MoM di Mei dari inflasi +1.17% MoM di bulan sebelumnya. Secara tahunan inflasi turun ke 1.60% YoY dari bulan sebelumnya 1.95%, dan inflasi inti turun dari 2.5% YoY ke 2.4% YoY. Deflasi terutama disebabkan oleh turunnya harga pangan seperti cabai dan bawang. Sementara itu surplus neraca perdagangan menyempit di April ke USD159 juta dari bulan sebelumnya USD4.3 miliar. Penurunan terutama karena impor yang tumbuh 21.84% YoY diperkirakan sebagai mitigasi risiko tarif global. Sementara itu ekspor hanya tumbuh 5.76% YoY. Indeks IDX80 ditutup -1.87% dengan investor asing mencatat penjualan bersih IDR2.8 triliun. Indeks obligasi BINDO ditutup flat, dengan imbal hasil SBN 10Y naik dari 6.83% ke 6.86%.
IDB: Data tenaga kerja AS lebih lemah dari ekspektasi
Investment Daily Bread
IDB: OECD merevisi turun proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia
Investment Daily Bread
IWH: Kekhawatiran tarif kembali mengemuka
Investment Weekly Highlights