10 Oktober, 2022
Pekan lalu
Pasar saham global bergerak fluktuatif pekan lalu di mana sentimen pasar beranjak positif di awal pekan namun kemudian melemah memasuki akhir pekan dibayangi oleh ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed akan tetap agresif. Data nonfarm payroll AS mencatat 263 ribu pekerja baru di September, lebih tinggi dari ekspektasi, dan tingkat pengangguran turun dari 3.7% ke 3.5%. Data tenaga kerja AS yang kuat ini mematahkan ekspektasi pasar bahwa The Fed dapat mulai bergerak lebih akomodatif. Sebelumnya, beberapa pejabat The Fed juga berkomentar bahwa tingkat inflasi AS masih terlalu tinggi dan kenaikan suku bunga masih dibutuhkan untuk menahan laju inflasi. Indeks S&P 500 ditutup naik 1.51% pekan lalu dan indeks Nasdaq juga positif 0.73%. Imbal hasil UST 10Y naik dari 3.83% ke 3.88%. Sementara itu minyak Brent menguat 11.32% menjadi USD97.92 per barel setelah OPEC+ setuju untuk memangkas produksi 2 juta barel per hari.
Pasar saham kawasan Asia juga bergerak fluktuatif pekan lalu di mana sentimen pasar cenderung positif di awal pekan didukung ekspektasi kenaikan suku bunga dapat mulai berkurang terutama setelah data manufaktur dan lapangan kerja AS yang turun. Namun pasar merespon negatif komentar pejabat The Fed terkait tingkat inflasi yang masih tinggi. Selain itu laporan keuangan awal sektor teknologi juga mengecewakan pasar, di mana AMD mengindikasikan proyeksi penjualan yang lebih rendah dari ekspektasi di Q3, dan laporan keuangan Samsung Electronics Q3 juga lebih rendah dari ekspektasi pasar. Indeks MSCI Asia Pacific ditutup naik 2.76% pekan lalu.
Di pasar domestik, cadangan devisa turun dari USD132.2 miliar menjadi USD130.8 miliar di September karena intervensi BI untuk menjaga stabilitas Rupiah. Sementara itu pasar merespon positif data inflasi September yang lebih rendah dari ekspektasi pasar. Inflasi tahunan naik ke 5.95%, lebih rendah dari ekspektasi 6.0%, dan inflasi inti naik ke 3.21% YoY lebih rendah dari ekspektasi 3.50%. IHSG ditutup turun 0.20% pekan lalu dengan investor asing mencatat pembelian bersih IDR3.5 triliun. Pasar obligasi ditutup naik 0.40% dengan imbal hasil obligasi pemerintah 10Y turun dari 7.37% ke 7.24%.
Pekan ini
Pekan ini pasar akan memperhatikan data inflasi AS terutama dan dampaknya terhadap kebijakan suku bunga The Fed, terutama setelah data tenaga kerja pekan lalu yang lebih baik dari ekspektasi. Inflasi tahunan diperkirakan turun ke 8.1% YoY dan inflasi inti naik ke 6.5%. Pasar juga akan memperhatikan rapat World Bank – IMF pekan ini yang akan dihadiri menteri keuangan dan pejabat bank sentral berbagai negara, terkait kebijakan moneter, inflasi, dan pertumbuhan ekonomi.
IDB: Inflasi domestik kembali melandai
Baca selengkapnyaIWH: Pasar merespon positif nominasi menteri keuangan AS
Investment Weekly Highlights
IDB: Pemerintah menetapkan kenaikan UMP 2025 di 6.5%
Baca selengkapnya
Pekan ini
Pekan ini pasar akan memperhatikan data inflasi AS terutama dan dampaknya terhadap kebijakan suku bunga The Fed, terutama setelah data tenaga kerja pekan lalu yang lebih baik dari ekspektasi. Inflasi tahunan diperkirakan turun ke 8.1% YoY dan inflasi inti naik ke 6.5%. Pasar juga akan memperhatikan rapat World Bank – IMF pekan ini yang akan dihadiri menteri keuangan dan pejabat bank sentral berbagai negara, terkait kebijakan moneter, inflasi, dan pertumbuhan ekonomi.