Data tenaga kerja AS tetap kuat

3 Maret, 2023

Global – Rilis data ketenagakerjaan (new jobless claim dan continuing claim) Amerika Serikat kemarin sama-sama kuat dan membuat ekspektasi suku bunga akan sulit diturunkan atau bahkan masih perlu naik agresif.  Berita ini membuat bursa saham anjlok di awal perdagangan, ditambah lagi dengan komentar pejabat The Fed Christopher Waller yang setuju dengan pandangan tersebut. Namun  Presiden The Fed Atlanta Raphael Bostic berupaya menenangkan pasar tetap  ada kemungkinan bank sentral mencapai terminal rate di musim panas ini dan mempertahankan level suku bunga sampai tahun depan.  Di akhir sesi, pasar saham berbalik arah. DJIA +1.05%,  S&P500 +0.76%, dan Nasdaq +0.73%, namun imbal hasil UST10Y sudah kadung kembali menembus 4%.

Asia – Pasar finansial Asia bergerak variatif dengan kecenderungan melemah, setelah  saham-saham teknologi China melemah.   Pemulihan ekonomi China yang kuat dan sesuai harapan, justru menimbulkan opini bahwa stimulus ekonomi dapat diminimalkan sesuai kebutuhan.  Pasar menantikan hasil pertemuan pejabat-pejabat tinggi China yang dijadwalkan akan berlangsung mulai akhir pekan ini.    Di lain pihak, saham-saham material kawasan Asia justru menguat seiring data manufaktur China yang melebihi ekspektasi.   Secara keseluruhan MSCI Asia Pacific melemah 0.4%.

Indonesia – IHSG melanjutkan penguatan, menguat 0.18% ke level 6857.42.  Sektor utilitas memimpin penguatan (+2.80%), sementara pelemahan terdalam dialami emiten-emiten material (-1.53%). Investor asing mencatatkan pembelian IDR113 miliar.  Imbal hasil obligasi pemerintah 10 tahun naik ke 6.96% dan Rupiah melemah 0.3% ke level 15281.  Hari pertama implementasi DHE,  dilaporkan eksportir menempatkan simpanan USD15 juta dengan bunga simpanan antara 4.54% sampai 5.20% tergantung jangka waktu dan nominal.  Tingkat suku bunga yang bersaing sangat mendekati suku bunga USD global di kisaran 4.85% - 5.40% diharapkan dapat memperkokoh stabilitas nilai tukar Rupiah ke depannya.