Skip to main content
Back

Pertumbuhan ekonomi domestik ungguli ekspektasi

11 Agustus 2025


Pasar saham Amerika Serikat rebound pekan lalu dengan indeks S&P 500 naik +2.43%. Presiden Trump mengindikasikan tarif semikonduktor dapat mencapai 100%, namun pengecualian dapat diberikan pada perusahaan yang memindahkan produksi ke AS. Walau belum ada kejelasan kebijakan, pasar optimis emiten teknologi besar AS dapat memenuhi persyaratan tersebut. Di sisi lain data ekonomi AS kembali menunjukkan sinyal pelemahan, di mana Indeks ISM services turun ke 50.1 di Juli dari sebelumnya 50.8 dipengaruhi oleh permintaan yang turun, harga yang naik, dan pengurangan tenaga kerja. Selain itu Jumlah continuing unemployment claims (klaim pengangguran yang berulang) naik ke level tertinggi sejak November 2021. Pelemahan data memperkuat harapan The Fed akan menurunkan suku bunga di rapat September. Imbal hasil UST 10Y naik dari 4.21% ke 4.28%.

Pasar saham kawasan Asia juga mencatat kinerja positif pekan lalu, dengan indeks MSCI Asia Pacific menguat +2.25%. Rencana pengecualian tarif semikonduktor dipandang positif oleh pasar karena perusahaan semikonduktor besar Asia seperti TSMC dan Samsung telah membangun basis produksi di AS sehingga diharapkan dapat mendapat pengecualian. Selain itu sentimen pasar juga didukung oleh data ekspor China meningkat 7.2% YoY di Juli dari 5.9% di bulan sebelumnya ditopang oleh pertumbuhan ekspor ke negara selain AS. Di sisi lain, data inflasi China turun ke level 0.0% YoY di Juli dari bulan sebelumnya 0.1% mengindikasikan tekanan deflasi masih menghantui ekonomi China. Presiden Trump menaikkan tarif terhadap India menjadi 50% dari sebelumnya 25% karena perdagangan minyak India - Rusia, efektif di 27 Agustus, sehingga masih memberi waktu negosiasi bagi India. Bank sentral India mempertahankan suku bunga di 5.50% dengan postur kebijakan netral, memperhatikan stabilitas nilai tukar. Sementara itu Jepang mengindikasikan optimisme dapat mencapai kesepakatan dengan AS untuk menurunkan tingkat tarif terhadap otomotif.

Indonesia mencatat pertumbuhan ekonomi 5.12% YoY di 2Q-2025, mengungguli ekspektasi konsensus (4.80%) dan menguat dari 4.87% di 1Q-2025. Pertumbuhan didukung oleh investasi yang tumbuh 6.99% YoY dan ekspor yang tumbuh 10.67% YoY. Konsumsi rumah tangga tumbuh stabil di 4.97% YoY. Pasar saham bergerak fluktuatif pekan lalu dengan indeks IDX80 +0.02%. Investor asing mencatat pembelian bersih IDR122.8 miliar di pasar saham. Sementara itu indeks obligasi BINDO +0.73% pekan lalu dengan imbal hasil SBN 10Y turun dari 6.57% ke 6.41% yang merupakan level terendah sejak September 2023. Imbal hasil rata-rata SRBI 12-bulan kembali turun ke level 5.42% di lelang pekan lalu, dari pekan sebelumnya di 5.58%. Indonesia sukses menerbitkan Kangoroo bond pertama (penerbitan di Australia dengan denominasi AUD) meraih AUD800 juta dengan penawaran mencapai 10x raihan tersebut.

 

 

 

Unduh Dokumen

 

 

  • IDB: Inflasi AS sesuai ekspektasi memperkuat harapan penurunan suku bunga

    Investment Daily Bread

    Baca selengkapnya
  • IDB: AS kembali perpanjang negosiasi dengan China selama 90 hari

    Investment Daily Bread

    Baca selengkapnya
  • Monthly Market Review Juli 2025

    Monthly Market Review

    Baca selengkapnya
Lihat semua

 

 

Unduh Dokumen

 

 

Informasi pengkinian data dan profil risiko

Pastikan data-data pribadi hingga profil risiko Anda adalah yang terkini. Data-data terkini akan sangat membantu kelancaran transaksi Anda di Reksa Dana Manulife. Selengkapnya

View more

Waspada modus penipuan mengatasnamakan MAMI. Selengkapnya

View more
Informasi pengkinian data dan profil risiko

Pastikan data-data pribadi hingga profil risiko Anda adalah yang terkini. Data-data terkini akan sangat membantu kelancaran transaksi Anda di Reksa Dana Manulife. Selengkapnya

View more

Waspada modus penipuan mengatasnamakan MAMI. Selengkapnya

View more