1 April, 2024
Pasar saham Amerika Serikat mencatat penguatan pekan lalu dengan penguatan yang lebih merata terjadi. Indeks saham kapitalisasi besar S&P 500 menguat 0.39% dan indeks saham kapitalisasi menengah-kecil Russell 2000 menguat 2.54%. Data PDB AS terbaru yang memberikan dukungan terhadap pandangan soft landing pada perekonomian. GDP Annualized QoQ (4Q-23) direvisi naik menjadi 3.4% dari perkiraan sebelumnya 3.2%. Konsumsi yang kuat menjadi faktor yang mendukung data ekonomi direvisi naik. Sementara itu data inflasi Core PCE (Feb) tumbuh lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 0.3% MoM dan 2.8% YoY. Ketua The Fed Jerome Powell menyatakan bahwa data PCE ini sesuai dengan perkiraan, yang mengindikasikan belum ada perubahan terhadap pandangan kebijakan suku bunga. Pasar memperkirakan suku bunga dapat turun 75bps tahun ini, dimulai di bulan Juni. Imbal hasil UST 10Y relatif stabil di kisaran 4.20% pekan lalu. Pekan ini pasar menantikan data tenaga kerja nonfarm payroll AS yang diperkirakan turun ke level 200 ribu.
Di kawasan Asia, pasar saham Jepang melemah di tengah perhatian pasar yang terfokus pada nilai tukar Yen yang terus terdepresiasi. Regulator Jepang memutuskan untuk melakukan intervensi menopang nilai tukar. Secara historis, depresiasi Yen merupakan faktor positif bagi pendapatan ekspor Jepang. Selain itu pasar saham China juga melemah pekan lalu di tengah masalah di sektor properti yang membebani sentimen investor. Data ekonomi China menunjukkan aktivitas manufaktur meningkat kembali di bulan Maret, menghentikan penurunan dalam lima bulan dan menambah sinyal momentum pemulihan ekonomi di tengah upaya pemerintah untuk memulihkan kepercayaan terhadap perekonomian. Manufacturing PMI naik menjadi 50.8 dan Non-manufacturing PMI naik menjadi 53.0. Secara keseluruhan indeks MSCI Asia Pacific ditutup turun 0.32% pekan lalu.
Pasar Indonesia melemah pekan lalu dengan indeks saham IDX80 ditutup turun 0.83% dan indeks obligasi BINDO turun 0.02%. Investor asing mencatat penjualan bersih IDR1.9 triliun di pasar saham. Imbal hasil SBN 10Y naik dari 6.65% ke 6.69% pekan lalu. Sementara itu aktivitas manufaktur Indonesia menunjukkan peningkatan di Maret dengan indeks PMI manufaktur naik ke 54.2 dari bulan sebelumnya 52.7.
IDB: Inflasi domestik kembali melandai
Baca selengkapnyaIWH: Pasar merespon positif nominasi menteri keuangan AS
Investment Weekly Highlights
IDB: Pemerintah menetapkan kenaikan UMP 2025 di 6.5%
Baca selengkapnya