Skip to main content
Back

Artikel edukasi: 

Kesalahan Epik Orang Indonesia dalam Menyiapkan Bekal Pensiun: Mengabaikan Strategi 3 Babak Investasi

20 November 2025

Eveline Haumahu, Chief Marketing Officer PT Manulife Aset Manajemen Indonesia

Menyiapkan dana pensiun bukan sekadar menabung. Ini adalah perjalanan panjang yang membutuhkan strategi matang agar kita bisa menikmati masa tua dengan tenang. Sayangnya, banyak orang Indonesia masih terjebak dalam pola pikir yang keliru, sehingga bekal pensiun mereka jauh dari optimal. Berdasarkan Asia Care Survey 2025, kesalahan ini terjadi di hampir semua kelompok usia, baik yang masih muda maupun yang mendekati masa pensiun.

Kesalahan epik ini bisa berujung fatal: Hidup sengsara justru di saat tubuh tak lagi sekuat dulu. Yuk, kita pelajari agar kita terhindar dari kemungkinan bahaya ini.  

Pensiun: Investasi 3 babak
Waktu berjalan terus, tidak bisa diulang. Ketika kita sampai di usia pensiun, segala yang kita siapkan di kala produktiflah yang menjadi bekal kita. Untungnya, pensiun adalah salah satu tujuan investasi di mana kita punya waktu sangat panjang untuk mencapainya – ya walaupun itu juga tergantung kapan kita sadar harus mulai mempersiapkan.

Tahap pertama dari investasi untuk persiapan masa pensiun disebut babak akumulasi. Di tahap ini, misi kita adalah menumbuhkan modal investasi melalui instrumen yang agresif dan fluktuatif. High risk, high return bisa jadi pilihan di babak ini. Saham atau reksa dana saham, emas, bahkan properti bisa jadi pilihan – asal dipahami benar risikonya. Setelah keriput bermunculan dan pensiun tinggal 3-5 tahun lagi, dimulailah tahap kedua yaitu babak preservasi. Di babak ini misi utama adalah mengurangi risiko demi menjaga modal yang telah terkumpul. Potensi laba lebih terbatas tak mengapa. Di fase ini obligasi dan reksa dana pendapatan tetap bisa jadi alternatif yang baik. Lalu, ketika usia sampai di ujung masa produktif, dimulailah tahap realisasi, di mana kita akan mulai mengonsumsi bekal pensiun sebagai ganti penghasilan yang tak lagi datang saban bulan. Di tahap ini, bekal pensiun sebaiknya berbentuk sangat likuid dan mudah diakses, serta disiagakan dalam alternatif paling stabil dan bebas dari fluktuasi. Di fase ini, deposito dan reksa dana pasar uang boleh dipertimbangkan sebagai wadah investasi. 

Epic fail #1: Yang muda, yang konservatif.
Asia Care Survey 2025 menemukan bahwa responden Indonesia di populasi berusia produktif justru menempatkan >50% asetnya dalam bentuk tunai, dan nyaris tidak menikmati return sama sekali. Instrumen tunai seperti rekening tabungan dirancang untuk kemudahan transaksi, bukan memberikan pertumbuhan, sehingga hanya menawarkan bunga sangat rendah. Perilaku “main aman” ini tentunya akan menghambat pertumbuhan aset dan berpotensi menurunkan kesejahteraan di masa pensiun nanti.

Epic fail #2: Yang tua jadi tuan tanah.
Survei yang sama menemukan bahwa 38% responden berusia 55+ memprioritaskan properti sebagai aset utamanya. Alasannya: persepsi bahwa harga properti akan terus naik. Di usia senja, saat kita tak lagi produktif dan justru akan mengonsumsi aset kita untuk hidup, likuiditas seharusnya jadi sahabat kita. Jangan sampai ketika dibutuhkan, aset-aset kita butuh waktu bertahun-tahun untuk dijual. Jangan lupakan juga, bahwa tahap akumulasi alias pertumbuhan aset sudah lama berlalu: Seharusnya dilakukan saat kita muda. Saat pensiun bukan lagi waktu yang tepat untuk menghadapi risiko fluktuasi berlebih akibat kita masih harus menumbuhkan kekayaan.

Epic fail #3: Lupa tameng keuangan.
Satu kesalahan fatal lainnya adalah tidak siapnya kita menghadapi kejadian tak terduga. Saat tak punya perlindungan, maka sakit, kehilangan jiwa, kehilangan pekerjaan dan penghasilan, bisa memorak-porandakan rencana kita menikmati pensiun sejahtera. Asuransi jiwa, asuransi kesehatan dan dana darurat adalah tameng yang tak boleh lupa disiapkan sebelum kita merencanakan tujuan lain dalam hidup.

Untuk bisa menghindari kesalahan pengelolaan seperti di atas, kita perlu memahami diri kita, dan menumbuhkan pengetahuan tentang alternatif keuangan dan investasi. Selain itu, waktu adalah sahabat kita jika kita mulai merintis bekal pensiun sesegera mungkin. Sebaliknya, waktu bisa jadi musuh yang menakutkan jika kita menunda-nunda.

Selamat merintis hari esok Anda.



 

Investasi Reksa Dana Manulife

 





Tentang PT Manulife Aset Manajemen Indonesia

PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) adalah manajer investasi dengan total dana kelolaan terbesar di Indonesia, yaitu Rp111 triliun (September 2025) dengan pangsa pasar 12% (September 2025) di antara >90 perusahaan manajer investasi. MAMI telah hadir dan mendampingi langkah dari lebih dari 2 juta investor individu dan institusi (per akhir Desember 2023) selama 27 tahun sejak 1996. MAMI adalah bagian dari Manulife Investment Management dan Manulife Financial Corporation yang berkantor pusat di Toronto, Kanada.

 

  • IDB: BI kembali mempertahankan suku bunga di 4.75%

    Investment Daily Bread

    Baca selengkapnya
  • IDB: Saham-saham teknologi terkait AI melanjutkan pelemahan

    Investment Daily Bread

    Baca selengkapnya
  • IDB: Pemerintah tingkatkan alokasi dana di Himbara

    Investment Daily Bread

    Baca selengkapnya
Lihat semua
Siaran Pers

Manulife Wealth & Asset Management Akuisisi Schroders Indonesia. Selengkapnya.

View more
Siaran Pers

Manulife Wealth & Asset Management Akuisisi Schroders Indonesia. Selengkapnya.

View more