Skip to main content
Back

Monthly Market Review Januari 2023

8 Februari 2023

Hanya untuk investor profesional PT Manulife Aset Manajemen Indonesia. Bukan untuk umum.

 

ULASAN MAKROEKONOMI

Kondisi makro Indonesia tetap melanjutkan pemulihan. Di bulan Desember terjadi surplus perdagangan senilai USD3.9 miliar.  Walaupun lebih rendah dibanding bulan sebelumnya USD5.1 miliar, angka tersebut membuat total surplus di sepanjang 2022 meningkat ke level USD54.4 miliar, lebih tinggi dibandingkan USD35.4 miliar di 2021. Secara bulanan,  ekspor turun -1.1% dipicu penurunan ekspor batu bara dan minyak sawit mentah. Di lain pihak, impor naik 5.2% MoM akibat naiknya impor bahan baku dan produk minyak. 

Cadangan devisa Januari 2023 naik menjadi USD139.4 miliar dari bulan sebelumnya USD137.2 miliar. Ini adalah kenaikan bulanan ketiga berturut-turut, dan merupakan posisi tertinggi sejak Februari 2022. Kenaikan ditopang oleh penerbitan obligasi global, surplus perdagangan, dan arus masuk dana asing ke pasar obligasi. Cadangan devisa setara dengan 6.1 bulan impor.   Pertumbuhan PDB kuartal keempat 2022 tercatat 5.01% YoY melebihi estimasi 4.92% YoY, ditopang oleh kuatnya ekspor (+14.93%) yang mengkompensasi pertumbuhan tahunan moderat dari konsumsi (+4.48%) dan investasi (+3.33%), serta penurunan belanja pemerintah (-4.77%). Konsumsi terganggu oleh kenaikan harga BBM, sementara investasi terdampak pemilu lokal yang membuat belanja propinsi juga turun. Secara keseluruhan pertumbuhan PDB 22 tercatat 5.31%, sesuai prediksi IMF. 

Inflasi umum Januari 2023 tercatat 0.34%, terutama dipicu oleh inflasi pangan yang berkontribusi 0.30ppt. Inflasi inti tercatat 3.27% YoY, lebih rendah dibanding 3.36% di bulan sebelumnya.  Penurunan inflasi inti adalah hasil dari berkurangnya tekanan pada harga emas dan peralatan perumahan, serta semakin pudarnya dampak kenaikan BBM. 


PASAR SAHAM

IHSG melemah -0.16%, kalah unggul dibandingkan pasar global yang naik +7.0%,  MSCI Asia Pacific ex Japan naik +8.6%, dan MSCI Emerging Market +7.85%. Terjadi peningkatan kuat selera investasi ke Asia utara dipicu oleh pembukaan ekonomi China, menyedot arus dana dari pasar lain seperti contohnya Indonesia dan Malaysia yang sebelumnya sudah menikmati banyak dana masuk. Jual bersih yang terjadi di pasar saham Indonesia tercatat sebesar -USD204 juta. Sektor teknologi menjadi yang terunggul +6.19% setelah bulan sebelumnya menjadi yang terburuk dengan penurunan -12.45%. Sebaliknya, sektor energi menjadi yang paling terpuruk -4.75% setelah menjadi yang terbaik +9.66% bulan sebelumnya. Rupiah terapresiasi +3.74% ditutup di level 14.991 per USD.

Suku bunga The Fed diperkirakan masih terus meningkat sampai mencapai level tertingginya di paruh pertama 2023. Di pasar domestik, Bank Indonesia diperkirakan juga masih menaikkan suku bunga untuk menopang daya tarik Rupiah dan aset finansial domestik.  Suku bunga acuan diperkirakan akan mencapai puncaknya juga di paruh pertama 2023. Pembukaan kembali ekonomi akan memberi topangan bagi pasar saham. Setelah suku bunga mencapai puncak, pasar diperkirakan akan lebih stabil dan selera risiko investor akan meningkat. Kami melihat bahwa eksposur di ekonomi Indonesia akan tetap positif dan optimis melihat potensi jangka panjang investasi di Indonesia.


PASAR OBLIGASI


Pasar obligasi mengawali tahun dengan baik, indeks BINDO menguat +1.58% MoM.  Kembalinya investor asing menjadi pendorong kenaikan pasar di awal tahun ini. Inflasi Amerika Serikat bulan Desember tercatat 6.5% YoY sesuai konsensus, menunjukkan redanya tekanan inflasi dan meningkatkan ekspektasi investor bahwa bank sentral mulai memperlambat kenaikan suku bunga, mengangkat sentimen pasar. Dari China, pembukaan kembali ekonomi juga disambut investor global dan mengangkat sentimen terutama untuk negara-negara berkembang. Imbal hasil obligasi pemerintah 10 tahun turun dari 6.92% ke 6.69% di Januari, sesuai dengan 10Y UST yang juga turun dari 3.87% ke 3.51%.

Dari dalam negeri, minat investor domestik tetap terjaga, memberi topangan pada pasar. Likuiditas di sistem perbankan tetap melimpah seiring pertumbuhan kredit yang masih terbatas.  Situasi lelang obligasi, permintaan atas lelang pertama yang dilaksanakan tercatat cukup rendah di level IDR28.32 triliun untuk SUN dan IDR17.45 triliun untuk SBSN, terendah dalam 5 tahun.  Meskipun demikian,  permintaan mulai membaik seiring meningkatnya dana masuk investor asing dan dukungan investor lokal.   Pemerintah juga menerbitkan 3 obligasi global di awal bulan dengan tenor 5, 10, dan 30 tahun senilai USD3 miliar yang sukses diminati investor asing.   Sementara dari sisi moneter,  Bank Indonesia memutuskan menaikkan suku bunga 25bps ke 5.75%, yang dipersepsikan sebagai langkah sigap mengantisipasi masih adanya potensi kenaikan Fed Funds Rate.

Investor asing membukukan beli bersih senilai IDR49.70 triliun, dengan persentase kepemilikan naik ke 15.10% dari bulan sebelumnya 14.36%. Sejalan juga, perbankan komersial menambah IDR27.46 triliun kepemilikan sehingga persentase kepemilikan naik  ke level 24.02%. Bank Indonesia menurunkan kepemilikan sebesar IDR14.78 triliun, dengan sehingga kepemilikan turun dari 27.38% ke 26.76%. Baik asuransi maupun dana pensiun mencatatkan penjualan bersih, dengan kepemilikan turun ke  16.24% dari sebelumnya 16.44%.  Reksa dana mencatat kenaikan sebesar IDR2.44 triliun, persentase kepemilikannya naik  ke 2.76%. Investor individu dan lain lain  menjadi pembeli bersih walaupun kepemilikan turun dari 15.27% ke 15.12%.  

Di bulan Januari kurva imbal hasil menunjukkan pola bullish, dengan imbal hasil  tenor 10 tahun memimpin penurunan sebesar 20bps. Tenor menengah lainnya bergerak beragam, dengan imbal hasil tenor 15 tahun naik 9bps. Obligasi tenor pendek bergerak berlawanan,  imbal hasil tenor 2 tahun turun 12bps sementara 5 tahun naik 20bps.  Sementara itu kurva imbal hasil tenor panjang bergerak searah dengan tenor 10 tahun, di mana tenor 20 dan 30 tahun masing-masing turun 19 dan 16bps.

 

Unduh Dokumen



  • IDB: Data earnings yang mengecewakan menekan pasar global

    Investment Daily Bread

    Baca selengkapnya
  • IDB: Pertumbuhan ekonomi AS 2Q-24 lebih baik dari ekspektasi

    Investment Daily Bread

    Baca selengkapnya
  • IDB: Sentimen sektor teknologi mempengaruhi pasar global

    Investment Daily Bread

    Baca selengkapnya
Lihat semua

Waspada modus penipuan mengatasnamakan MAMI. Selengkapnya

View more

Pastikan untuk membeli Reksa Dana Manulife melalui MAMI atau mitra distribusi kami. 

View more

Waspada modus penipuan mengatasnamakan MAMI. Selengkapnya

View more

Pastikan untuk membeli Reksa Dana Manulife melalui MAMI atau mitra distribusi kami. 

View more