Skip to main content
Back

Kesepakatan dagang Indonesia AS & turunnya BI Rate

21 Juli 2025



Pasar saham Amerika Serikat ditutup positif pekan lalu dan sempat mencetak rekor penutupan tertinggi harian baru. Indeks S&P 500 ditutup +0.59% pekan lalu sementara imbal hasil UST 10Y sempat meningkat dari 4.41% ke 4.48%, sebelum akhirnya ditutup flat di 4.41% di akhir pekan. Sentimen pasar relatif fluktuatif, setelah data inflasi AS bulan Juni mulai menunjukkan dampak dari kebijakan tarif, tercermin dari kenaikan inflasi di barang mainan, peralatan rumah tangga, dan pakaian. Namun harga mobil cenderung turun, yang menahan laju kenaikan inflasi keseluruhan. Inflasi umum AS naik ke 2.7% YoY di Juni dari bulan sebelumnya 2.4%, dan inflasi inti juga naik ke 2.9% YoY. Di sisi lain data penjualan ritel AS lebih kuat dari ekspektasi di +0.6% MoM di Juni sehingga mengurangi kekhawatiran pelemahan ekonomi AS di tengah tarif yang meningkat. Emiten AS mulai merilis laporan earnings 2Q-2025, dengan hasil yang positif sejauh ini. Emiten besar seperti JPMorgan Chase, Citigroup, Netflix, dan United Airlines melaporkan earnings lebih baik dari ekspektasi.

Pasar saham kawasan Asia menguat pekan lalu, di mana indeks MSCI Asia Pacific naik +1.17%. Sektor teknologi menjadi penopang kinerja pasar saham Asia setelah kabar Nvidia dan AMD dapat kembali menjual AI chip ke China setelah mendapat persetujuan dari Washington. Selain itu optimisme pasar terhadap AI juga menjadi katalis bagi sektor teknologi Asia, setelah TSMC menaikkan proyeksi pendapatan 2025 didukung permintaan chip AI yang kuat. Data ekonomi China menunjukkan sinyal yang variatif, di mana pertumbuhan ekonomi 2Q lebih baik dari ekspektasi didukung ekspor, namun konsumsi domestik relatif lemah. PDB 2Q-2025 China tumbuh 5.2% YoY, turun dari 5.4% di 1Q-25, namun lebih baik dari ekspektasi 5.1%. Di sisi lain penjualan ritel China relatif lemah, melandai ke 4.8% YoY di Juni, dari 6.4% di bulan sebelumnya. Sementara itu hasil pemilu Jepang di akhir pekan mengejutkan, di mana koalisi partai pemerintah kehilangan mayoritas di parlemen upper house, yang dapat mempersulit agenda kebijakan PM Ishiba.

Pasar domestik mencatat kinerja positif pekan lalu, di mana indeks saham IDX80 +1.04% dan indeks obligasi BINDO +0.28%. Pasar merespons positif kesepakatan dagang Indonesia - AS, di mana tarif AS disepakati di level 19%, turun dari ancaman 32%. Sebaliknya Indonesia tidak mengenakan tarif terhadap produk AS, dan berkomitmen untuk membeli produk AS senilai lebih dari USD19 miliar termasuk pesawat Boeing, produk energi, dan agrikultur. Selain itu Bank Indonesia menurunkan suku bunga 25bps ke level 5.25%, yang merupakan pemangkasan suku bunga ketiga tahun ini, seiring dengan inflasi domestik yang rendah dan kebutuhan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi. BI mengindikasikan ruang pemangkasan suku bunga lebih lanjut masih terbuka, terutama setelah kesepakatan dagang dengan AS tercapai, mengurangi ketidakpastian bagi pasar. Optimisme pasar juga tercermin dalam lelang SUN pekan lalu, di mana penawaran mencapai IDR109 triliun, terbesar kedua tahun ini. Pemerintah memenangkan IDR32 triliun dalam lelang tersebut. Sementara itu rata-rata imbal hasil SRBI 12-bulan turun ke 5.69% di lelang pekan lalu, dari 5.87% di pekan sebelumnya.

 

 

 

Unduh Dokumen

 

 

Lihat semua

 

 

Unduh Dokumen

 

 

Informasi pengkinian data dan profil risiko

Pastikan data-data pribadi hingga profil risiko Anda adalah yang terkini. Data-data terkini akan sangat membantu kelancaran transaksi Anda di Reksa Dana Manulife. Selengkapnya

View more

Waspada modus penipuan mengatasnamakan MAMI. Selengkapnya

View more
Informasi pengkinian data dan profil risiko

Pastikan data-data pribadi hingga profil risiko Anda adalah yang terkini. Data-data terkini akan sangat membantu kelancaran transaksi Anda di Reksa Dana Manulife. Selengkapnya

View more

Waspada modus penipuan mengatasnamakan MAMI. Selengkapnya

View more