3 September 2025
Global
Pasar saham AS ditutup melemah, dipimpin oleh saham-saham teknologi seperti Nvidia, Philadelphia Semiconductor, dan saham-saham Magnificent Seven yang semuanya melemah di kisaran 1 - 2%. S&P -0.69%, DJIA -0.55%, Nasdaq -0.82%. Selain itu, indikator ekonomi ISM Manufaktur bulan Agustus juga lemah di level 48.7 (naik dibandingkan bulan sebelumnya 48.0), namun masih tetap berada di area kontraksi untuk 6 bulan terakhir berturut-turut, mengkonfirmasi dampak tarif terhadap produsen AS, walaupun kenaikan aktivitas di bulan terakhir juga memberi harapan dampak tarif mungkin bersifat sementara setelah produsen menata ulang barang pasokan dan pemasoknya. Dari sisi geopolitik, pertemuan yang dianggap 'sukses' antara Putin, Modi, dan Xi Jin Ping dilihat analis sebagai sinyal semakin terkucilnya dominasi AS di dunia.
Asia
Pasar saham kawasan Asia bergerak variatif cenderung melemah, dengan MSCI Asia Pacific -0.11%. Di Korea Selatan, saham-saham terkait pertahanan dan dirgantara menguat setelah pemerintah Korea Selatan dikabarkan akan menaikkan belanja pertahanan sampai 3.5% dari PDB. Di China, saham-saham renewables energy seperti panel surya dan wind turbine menguat setelah China bersama dengan negara-negara Asia Tengah seperti Kazakhstan, Uzbekistan, Tajikistan dll, sepakat akan menaikkan kapasitas energi terbarukan sampai 10 Juta KW dalam 5 tahun ke depan.
Indonesia
Kondisi dalam negeri yang mulai tenang mengangkat kinerja pasar finansial. Indeks-indeks utama IHSG, LQ45, IDX80 menguat antara 0.6 - 1.1%. Gubernur BI Perry Warjiyo dalam rapat dengar pendapat dengan DPR menyatakan BI masih terus memperhatikan ruang penurunan suku bunga untuk menopang pertumbuhan ekonomi. Investor asing mencatatkan penjualan bersih IDR330 miliar, jauh lebih minim dibandingkan hari sebelumnya. Sementara itu imbal hasil SBN10Y turun dari 6.41% ke 6.37%.
3 September 2025
Global
Pasar saham AS ditutup melemah, dipimpin oleh saham-saham teknologi seperti Nvidia, Philadelphia Semiconductor, dan saham-saham Magnificent Seven yang semuanya melemah di kisaran 1 - 2%. S&P -0.69%, DJIA -0.55%, Nasdaq -0.82%. Selain itu, indikator ekonomi ISM Manufaktur bulan Agustus juga lemah di level 48.7 (naik dibandingkan bulan sebelumnya 48.0), namun masih tetap berada di area kontraksi untuk 6 bulan terakhir berturut-turut, mengkonfirmasi dampak tarif terhadap produsen AS, walaupun kenaikan aktivitas di bulan terakhir juga memberi harapan dampak tarif mungkin bersifat sementara setelah produsen menata ulang barang pasokan dan pemasoknya. Dari sisi geopolitik, pertemuan yang dianggap 'sukses' antara Putin, Modi, dan Xi Jin Ping dilihat analis sebagai sinyal semakin terkucilnya dominasi AS di dunia.
Asia
Pasar saham kawasan Asia bergerak variatif cenderung melemah, dengan MSCI Asia Pacific -0.11%. Di Korea Selatan, saham-saham terkait pertahanan dan dirgantara menguat setelah pemerintah Korea Selatan dikabarkan akan menaikkan belanja pertahanan sampai 3.5% dari PDB. Di China, saham-saham renewables energy seperti panel surya dan wind turbine menguat setelah China bersama dengan negara-negara Asia Tengah seperti Kazakhstan, Uzbekistan, Tajikistan dll, sepakat akan menaikkan kapasitas energi terbarukan sampai 10 Juta KW dalam 5 tahun ke depan.
Indonesia
Kondisi dalam negeri yang mulai tenang mengangkat kinerja pasar finansial. Indeks-indeks utama IHSG, LQ45, IDX80 menguat antara 0.6 - 1.1%. Gubernur BI Perry Warjiyo dalam rapat dengar pendapat dengan DPR menyatakan BI masih terus memperhatikan ruang penurunan suku bunga untuk menopang pertumbuhan ekonomi. Investor asing mencatatkan penjualan bersih IDR330 miliar, jauh lebih minim dibandingkan hari sebelumnya. Sementara itu imbal hasil SBN10Y turun dari 6.41% ke 6.37%.
IDB: Inflasi domestik kembali melandai
Investment Daily Bread
IWH: Inflasi AS sesuai ekspektasi
Investment Weekly Highlights
IDB: Inflasi PCE AS naik sesuai ekspektasi
Investment Daily Bread