Skip to main content
Back

 

Pendapatan rutin pensiunan di Indonesia diperkirakan sebesar 20% dari pendapatannya saat ini atau bahkan lebih rendah

 

Skenario 1: Tahap karier yang stabil

Umur: 32    Pendapatan bulanan:  Rp20 juta   Aset investasi: Rp10 juta 

Proyeksi pendapatan bulanan saat pensiun: Rp3,52 juta 

 

Skenario 2: Karier manajemen tingkat menengah

Umur: 42   Pendapatan bulanan:   Rp40 juta   Aset investasi: Rp100 juta

Proyeksi pendapatan bulanan saat pensiun: Rp4,41 juta 

 

Skenario 3: Karier dengan penghasilan tinggi  

Umur: 47    Pendapatan bulanan:  Rp60 juta   Aset investasi: Rp1 miliar 

Proyeksi pendapatan bulanan saat pensiun: Rp9,47 juta 

 

Skenario 4: Karier dengan penghasilan sangat tinggi  

Umur: 52    Pendapatan bulanan:  Rp100 juta   Aset investasi: Rp1 miliar 

Proyeksi pendapatan bulanan saat pensiun: Rp8,70 juta

 

Skenario 5: Menjelang masa pensiun  

Umur: 57    Pendapatan bulanan:  Rp40 juta   Aset investasi: Rp500 miliar 

Proyeksi pendapatan bulanan saat pensiun: Rp8,54 juta

 

Dalam sebuah survei terpisah yang diadakan oleh Manulife Investment Management terungkap bahwa masyarakat Indonesia memperkirakan mereka membutuhkan rata-rata Rp16,52 juta setiap bulannya untuk dapat mempertahankan gaya hidup yang nyaman di masa pensiun, atau sekitar 90% dari pendapatan rata-rata mereka saat ini.

Salah satu alasan yang menyebabkan terjadinya kesenjangan yang sangat besar antara pendapatan pensiun yang ideal dengan kenyataannya adalah karena jumlah aset yang diinvestasikan orang Indonesia porsinya relatif rendah secara persentase dari pendapatannya saat ini.  Padahal ini akan menjadi sumber pendapatan utama yang mereka butuhkan di masa pensiun.  Menurut survei yang sama, 68% penduduk Indonesia memiliki aset investasi di bawah Rp 600 juta.

Tantangan makro: Inflasi yang meningkat, pertumbuhan yang melemah, dan kebijakan yang lebih ketat
 

Inflasi selalu menjadi masalah utama di masa pensiun, dan baru-baru ini negara-negara di seluruh dunia telah melihat dampak merugikan yang dapat terjadi pada kesejahteraan masyarakat.

 

 

Salah satu tantangan dari tingginya inflasi adalah berkurangnya daya beli portofolio investasi secara besar dalam jangka waktu yang lama. Inflasi, ditambah dengan deglobalisasi, pembalikan demografis, suku bunga riil tinggi, dan meningkatnya volatilitas ekonomi makro menciptakan lingkungan yang menantang dalam menghasilkan imbal hasil berkelanjutan melalui cara tradisional.

 

Salah satu cara mengatasinya adalah dengan mempertimbangkan strategi multi-aset yang berorientasi pada pendapatan dan diversifikasi jangka panjang saat merencanakan masa pensiun. Ini memungkinkan kita mencari dan mendapatkan pendapatan berkelanjutan dari aset dengan imbal hasil lebih tinggi serta keuntungan dari apresiasi modal yang mungkin muncul di seluruh geografi dan sektor dengan imbal hasil di atas inflasi.